Pulau Pari — Kawasan wisata Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari, berubah menjadi dapur terbuka raksasa. Sosok kuliner inspiratif Bobon Santoso kembali menggelar aksi masak besar, kali ini memperingati Hari Anak Nasional 2025 dengan sajian khas: daging sapi lada hitam sebanyak 800 porsi.
Geliat aroma dan antusiasme terasa sejak pukul 10 pagi. Warga lokal, wisatawan nusantara, dan bahkan beberapa turis mancanegara ikut berbaur menyaksikan aksi memasak ekstrem ala Chef Bobon. Di sisi dapur, wajan jumbo berdiri di pasir, diapit peralatan masak, bahan dapur segar, dan senyum para relawan.
Kegiatan ini tak hanya menghadirkan rasa, tapi juga menyentuh sisi inklusif. Sebanyak 30 penyandang disabilitas ikut terlibat dalam kegiatan liburan bersama, menikmati suasana pulau sekaligus menyantap masakan langsung dari tangan Bobon. Beberapa di antaranya ikut membantu plating makanan, didampingi pendamping komunitas.
Dukungan penuh juga datang dari TNI Angkatan Laut, yang turut membantu logistik dan koordinasi keamanan laut selama kegiatan berlangsung. Kapal patroli disiagakan untuk mendukung kelancaran kegiatan wisata dan akses distribusi bahan masak dari daratan.
Menurut Muhammad Salbi, Pengurus Kawasan Wisata Pantai Pasir Perawan, kehadiran Chef Bobon mampu menghadirkan gelombang baru wisatawan yang ingin merasakan pengalaman kuliner langsung di pinggir laut.
“Ini bukan sekadar kuliner. Ini storytelling wisata. Orang datang bukan cuma untuk makan, tapi untuk jadi bagian dari cerita,” ujarnya.
Salbi juga menambahkan bahwa kunjungan saat kegiatan Bobon meningkat signifikan. Beberapa pengelola homestay mencatat hunian penuh sejak Jumat malam, dan warung-warung lokal kebanjiran pembeli pasca acara.
Sementara itu, Ketua RW 04 Kelurahan Pulau Pari, Arif Irwansyah, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan publik figur seperti Bobon dalam mempromosikan potensi wisata pulau.
“Pulau Pari punya pantai, punya rasa, tapi kadang kurang ekspos. Kehadiran Bobon menjembatani itu. Ini bukan endors, tapi nyata: wisatawan datang, warga terlibat, dan pulau hidup,” katanya.
Chef Bobon sendiri menyampaikan bahwa kegiatan ini bagian dari misi sosialnya lewat gerakan Kuali Merah Putih. “Saya masak untuk anak, difabel, dan pulau. Kalau mereka kenyang dan bahagia, itu lebih dari cukup,” ujarnya usai sesi makan bersama.
Puncak kegiatan ditandai dengan sesi makan bersama tanpa sekat — warga, penyandang disabilitas, wisatawan, dan relawan duduk melingkar di atas tikar pandan, menikmati sajian daging lada hitam dengan nasi hangat.









