Pulau Harapan — Semarak aroma rempah dan tawa semangat ibu-ibu meramaikan aula pelatihan di Pulau Harapan pada 22–23 Juli 2025. Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Sudin PPKUKM) Kepulauan Seribu resmi menggelar Pelatihan Wirausaha Industri Terpadu dan Pengembangan Kewirausahaan Terpadu untuk pelaku usaha pulau-pulau terpencil.
Kegiatan ini dirancang sebagai upaya nyata mendorong tumbuhnya wirausaha baru, terutama di bidang kuliner. Fokus utamanya: memberdayakan perempuan pesisir agar mampu mandiri secara ekonomi dan jadi motor penggerak UMKM lokal.
Kepala Seksi Industri Sudin PPKUKM, Deny Listiantoro, menyampaikan bahwa pelatihan ini membuka ruang bagi ibu-ibu untuk meningkatkan kemampuan mengolah makanan ringan, minuman khas, dan olahan berat yang bisa dijual kembali. “Kuliner itu bukan sekadar masak. Ia bisa jadi pintu ekonomi keluarga,” ujarnya.
Dalam sesi hari pertama, peserta belajar membuat puding gula merah, nugget ayam, dimsum sederhana, risol mayo, dan es jeruk nipis sereh. Hari kedua dilanjutkan dengan milk tea rumahan dan bubur jongkong — minuman tradisional yang kini digarap jadi produk jual yang menarik.
Yang menarik, peserta tak hanya berasal dari Pulau Harapan. Tercatat, pelaku usaha dari Pulau Sabira turut hadir meski harus menempuh perjalanan jauh. “Saya senang bisa ikut meski dari pulau ujung. Pelatihan ini bikin saya makin yakin usaha saya bisa naik kelas,” kata Anisa (41), peserta asal Sabira.
Dari sisi pemerintah lokal, Lurah Pulau Harapan, Yusuf, menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap pelatihan dapat memicu munculnya produk unggulan khas pulau yang mampu bersaing di pasar luar. “Kami butuh lebih banyak pelatihan seperti ini. Bukan hanya soal ekonomi, tapi soal membangun kebanggaan warga,” katanya.
Program ini juga terintegrasi dengan gerakan Jakpreneur, sehingga hasil pelatihan bisa langsung didaftarkan dalam program pendampingan UMKM Jakarta. Peserta dibekali strategi branding sederhana, kalkulasi modal, dan teknik pengemasan.
Di akhir acara, seluruh peserta menampilkan hasil olahan dalam sesi bazar mini. Beberapa produk seperti dimsum daun kelor dan es bubur jongkong rempah mendapat respons positif dari pengunjung yang kebetulan hadir di pulau sebagai wisatawan.
Sudin PPKUKM menegaskan bahwa pelatihan seperti ini akan menjadi agenda rutin, menjangkau pulau-pulau lainnya, terutama yang minim akses pendampingan. “Kalau ibu-ibu bisa mandiri lewat kuliner, maka masa depan ekonomi pulau akan lebih kuat,” tutup Deny.









