Kuliner Khas Pulau Panggang Jadi Primadona di Perayaan HUT ke-24 Kepulauan Seribu

Avatar photo

Pulau Untung Jawa — Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Kabupaten Kepulauan Seribu berlangsung meriah di Pulau Untung Jawa, Minggu (9/11/2025). Selain diwarnai dengan doa bersama, hiburan rakyat, dan penampilan seni budaya, momen ini juga menjadi ajang promosi kuliner lokal yang menggugah selera.

Dari sekian banyak stan yang hadir, kuliner khas Pulau Panggang menjadi sorotan utama para tamu dan pengunjung. Tiga hidangan tradisional Pukcue, Kue Janda Mengandang, dan Sate Gepuk sukses mencuri perhatian karena keunikan cita rasa dan penyajiannya yang khas.

Pelaksana Harian (Plh) Lurah Pulau Panggang, Jamaludin, mengatakan bahwa ketiga kuliner ini merupakan hasil kreasi warga yang diwariskan turun-temurun dan kini dikembangkan menjadi produk unggulan lokal. Ia menegaskan bahwa keikutsertaan masyarakat dalam perayaan HUT ini adalah bentuk nyata semangat warga dalam mengangkat potensi daerah.

“Kami ingin memperkenalkan bahwa Pulau Panggang tidak hanya indah secara alam, tapi juga kaya rasa lewat kuliner tradisionalnya. Pukcue, Kue Janda Mengandang, dan Sate Gepuk dibuat dengan bahan lokal, diracik dengan cita rasa khas pesisir, dan punya nilai budaya tinggi,” ujar Jamaludin.

Ia menambahkan, pemerintah kelurahan terus berupaya memfasilitasi pelatihan dan dukungan bagi para pelaku UMKM agar mampu memasarkan produk mereka secara profesional. Salah satunya melalui pengemasan modern tanpa mengubah keaslian cita rasa tradisional.

Kehadiran Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kepulauan Seribu, Siti Nulailah, S.Ag, juga menambah semangat bagi pelaku usaha kuliner di Pulau Panggang. Ia mengaku terkesan dengan cita rasa dan kreativitas masyarakat yang berhasil menjadikan bahan-bahan sederhana menjadi produk kuliner bernilai tinggi.

“Kuliner seperti Pukcue dan Kue Janda Mengandang ini punya potensi besar untuk dikembangkan. IWAPI siap bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat agar produk kuliner pesisir bisa bersaing di pasar yang lebih luas,” tutur Siti Nulailah.

IWAPI berencana mengadakan program pendampingan dan pelatihan kewirausahaan bagi para pelaku UMKM kuliner di Kepulauan Seribu. Tujuannya, agar produk lokal memiliki daya saing melalui inovasi, pengemasan menarik, serta promosi digital yang lebih modern.

Pengunjung yang hadir tampak antusias mencicipi ketiga makanan khas tersebut. Banyak di antara mereka yang membeli sebagai oleh-oleh, sementara yang lain menikmati langsung di area acara. Aroma khas rempah dari sate gepuk, rasa gurih dari Pukcue, dan manis legit Kue Janda Mengandang menciptakan suasana meriah di tengah semilir angin laut Pulau Untung Jawa.

Menurut Jamaludin, kuliner bukan hanya bagian dari hiburan dalam perayaan, tetapi juga identitas dan kebanggaan masyarakat. “Melalui kuliner, kita bisa memperkenalkan budaya Pulau Panggang kepada dunia luar. Ini bagian dari cara kami menjaga tradisi dan membangun ekonomi daerah,” katanya.

Dengan dukungan dari pemerintah, IWAPI, dan semangat masyarakat, Pulau Panggang kini semakin dikenal sebagai pusat kuliner khas pesisir Jakarta yang siap berkembang menjadi daya tarik wisata unggulan di Kepulauan Seribu.

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!