Kepulauan Seribu – Pesona pantai berpasir putih dan terumbu karang menawan di Kepulauan Seribu terus menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, di balik keindahannya, kawasan ini menyimpan berbagai risiko, mulai dari cuaca ekstrem, kecelakaan wisata bahari, hingga pencemaran lingkungan, yang bisa mengancam keselamatan pengunjung serta kelestarian ekosistem laut.
Dalam tulisannya di kolom pembaca media online kumparan.com, Adelia Rahman, Mahasiswa Manajemen Bisnis Pariwisata Universitas Indonesia, menyoroti beberapa ancaman serius yang sering kali terabaikan dalam aktivitas wisata bahari.
Menurutnya, gelombang tinggi dan angin kencang berpotensi membahayakan perjalanan wisata, terutama bagi kapal yang tidak memiliki persiapan matang. Laporan BMKG juga mengungkap bahwa beberapa insiden di Kepulauan Seribu terjadi akibat kurangnya pemantauan cuaca sebelum keberangkatan.
Selain kondisi alam, kurangnya pemahaman wisatawan terhadap keselamatan dalam aktivitas snorkeling dan diving juga menjadi faktor utama kecelakaan di kawasan ini. Serangan ubur-ubur, arus laut yang kuat, serta luka akibat karang tajam menjadi tantangan yang harus diwaspadai. Minimnya edukasi tentang penggunaan alat keselamatan juga memperburuk risiko bagi wisatawan yang kurang berpengalaman.
Ancaman lain yang tak kalah serius adalah pencemaran lingkungan. Sampah plastik, limbah kapal wisata, serta penggunaan sunscreen berbahan kimia berkontribusi terhadap kerusakan terumbu karang. WWF Indonesia menegaskan bahwa pariwisata yang tidak terkendali bisa mempercepat degradasi ekosistem laut, mengancam keberlanjutan wisata bahari di Kepulauan Seribu.
Sebagai solusi, Adelia dalam tulisannya mengusulkan beberapa langkah mitigasi, seperti pemanfaatan teknologi pemantauan cuaca, penerapan regulasi keselamatan yang lebih ketat, serta edukasi wisatawan agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Menurutnya, jika strategi ini diterapkan secara konsisten, Kepulauan Seribu tetap bisa menjadi destinasi wisata unggulan tanpa harus mengorbankan ekosistemnya.
Keindahan Kepulauan Seribu memang luar biasa, tetapi keberlanjutan wisata di kawasan ini sepenuhnya bergantung pada bagaimana pengelolaannya dilakukan. Tanpa manajemen risiko yang tepat, daya tariknya bisa pudar seiring dengan meningkatnya ancaman terhadap ekosistem laut.
[poll id=”3″]









