Ironi! Mampu Kurangi Sampah, Kondisi Bangunan Bank Sampah Pulau Kelapa Memprihatinkan

Avatar photo
Antara. 📷 Istimewa
Antara. 📷 Istimewa

Jakarta – Bank Sampah di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, telah berhasil mengurangi volume sampah rumah tangga hingga 80 persen, berkat meningkatnya kesadaran warga dalam memilah sampah sejak dari rumah.

Namun, di balik keberhasilan ini, kondisi bangunan bank sampah masih jauh dari ideal—berdinding papan triplek dan beratap asbes bekas, membuatnya rentan rusak saat hujan atau angin kencang.

Petugas Pendamping Bank Sampah dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Seribu, Zainal, menyoroti bahwa meskipun sistem pemilahan sampah berjalan baik, kondisi infrastruktur masih menjadi tantangan besar.

“Kalau hujan atau angin kencang, bangunan yang ada sekarang sangat rentan rusak. Makanya kami butuh gedung permanen agar aktivitas bank sampah bisa lebih optimal,” ujarnya dikutip dari Antara.

Saat ini, sedikitnya 108 rumah tangga di Pulau Kelapa telah terlibat aktif dalam pemilahan sampah. Warga memilah plastik, kertas, dan kardus untuk dijual ke pengepul atau diolah menjadi kerajinan bernilai ekonomis, yang sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Sampah residu seperti puntung rokok dan pembalut akan ditampung di TPS sebelum dikirim ke TPA Bantar Gebang setiap akhir pekan menggunakan kapal.

Lurah Pulau Kelapa, Muslim, menyebut bahwa wilayahnya kini menjadi salah satu yang terbaik dalam pengelolaan bank sampah di tingkat Kepulauan Seribu dan Provinsi DKI Jakarta.

“Penilaian ini diberikan berdasarkan kelengkapan administrasi, fasilitas yang tersedia, serta sistem simpan pinjam bagi nasabah bank sampah,” ungkapnya.

Muslim juga menegaskan bahwa keberhasilan program ini bukan hanya soal kebersihan lingkungan, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi warga.

“Meskipun hasilnya tidak besar, bank sampah telah membantu warga menabung, dan biasanya mereka ambil saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Semua dilakukan secara mandiri, tanpa anggaran khusus dari pemerintah,” tambahnya.

Namun, tanpa gedung permanen, operasional bank sampah belum bisa berjalan maksimal. “Kalau ada bangunan yang lebih layak, saya yakin program ini akan semakin berkembang dan memberi manfaat lebih luas, bukan hanya bagi Pulau Kelapa, tapi mungkin bisa jadi model bagi wilayah lain,” harap Zainal.

Ke depan, warga Pulau Kelapa berharap adanya dukungan dari pemerintah atau mitra strategis untuk membangun gedung permanen bagi bank sampah.

Dengan infrastruktur yang lebih baik, program ini dapat semakin efektif dalam mengurangi sampah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!