Karena Ini! Populasi Penyu di Kepulauan Seribu Semakin Menurun

Avatar photo
Petugas Menerangkan Tumbuhkembang Penyu. 📷 Istimewa
Petugas Menerangkan Tumbuhkembang Penyu. 📷 Istimewa

Kepulauan Seribu — Penyu, salah satu satwa laut langka yang selama ini menjadi ikon konservasi di Kepulauan Seribu, kini semakin jarang terlihat. Populasinya terus menurun, dan bukan tanpa alasan. Faktor manusia, pembangunan, serta rendahnya kepedulian terhadap lingkungan laut menjadi penyebab utama.

Sairan, mantan petugas konservasi yang kini menjabat sebagai Ketua RW 05 Kelurahan Pulau Panggang, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menyebut bahwa ruang hidup penyu makin terdesak akibat pembangunan pesisir dan aktivitas wisata yang tak terkontrol.

“Sekarang tukik hanya dilepas saat acara seremonial. Setelah itu? Tak ada tindak lanjut,” ujarnya. Menurutnya, minimnya kesadaran masyarakat ikut mempercepat hilangnya habitat alami penyu di perairan sekitar Pulau Pramuka.

Infografis 📷 Istimewa
Infografis 📷 Istimewa

Hal senada disampaikan Deden Heksa, Fungsional Teknis Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Ia menegaskan bahwa konservasi penyu tidak bisa dilepaskan dari strategi pembangunan pariwisata yang ramah lingkungan.

“Pariwisata harus berjalan seiring dengan kepedulian terhadap ekosistem. Penyu adalah biota endemik, dan keberadaannya seharusnya jadi kekuatan utama pariwisata kita,” tegasnya.

Deden juga mendorong adanya keterlibatan nelayan dan warga lokal dalam proses pemantauan dan pelestarian penyu. Menurutnya, kolaborasi adalah kunci agar konservasi tidak hanya jadi slogan, tapi gerakan nyata.

Ia menyebut, kebijakan pemerintah pun perlu lebih berpihak—tidak sekadar regulasi, tapi juga pendidikan berkelanjutan. “Edukasi sejak dini soal pentingnya keseimbangan alam harus diperluas. Kalau tidak, generasi berikutnya hanya akan mengenal penyu lewat gambar,” tuturnya.

Ironisnya, meski penyu sering dijadikan ikon dalam program wisata bahari dan kampanye lingkungan, kenyataannya belum ada sistem jangka panjang yang melindungi satwa ini secara utuh.

Jika tak segera ada langkah konkret, Kepulauan Seribu mungkin akan kehilangan satu lagi kekayaan lautnya. Dan kehilangan itu, seperti biasa, dimulai dengan sikap abai.

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!