Pulau Sabira — Upaya pelestarian penyu sisik di Pulau Sabira membuahkan hasil membanggakan. Hingga April 2025, sebanyak 2.531 butir telur penyu berhasil diselamatkan dan ditetaskan, menjadikannya salah satu capaian konservasi terbesar di wilayah Kepulauan Seribu.
Keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi erat antara Karang Taruna Pulau Sabira dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatra (PHE OSES) melalui program Tiga Perisai, yang sejak 2022 aktif mengedepankan pelestarian penyu sisik.
Ketua Karang Taruna Pulau Sabira, Gunawan, menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan berkelanjutan dari PHE OSES. “Kami sangat terbantu, bukan hanya dalam pengawasan dan penyelamatan telur penyu, tapi juga dalam pembangunan fasilitas edukasi. Ini bukti bahwa anak muda bisa menjadi garda terdepan pelestarian lingkungan,” ujarnya, Jumat (20/06/2025).
Dari total 2.627 butir telur penyu yang ditemukan sejak awal tahun, 2.531 di antaranya berhasil diselamatkan dari ancaman predator dan faktor lingkungan. Sebagian besar diyakini berasal dari induk penyu yang kembali ke Pulau Sabira untuk bertelur—fenomena alamiah yang disebut natal homing.
PHE OSES sendiri telah membangun rumah penyelamatan dan penetasan telur penyu, serta sebuah pondok edukasi yang berisi informasi lengkap tentang siklus hidup penyu. Fasilitas ini kini menjadi pusat edukasi dan destinasi wisata berbasis konservasi di Pulau Sabira.
Head of Communication & Relations PHE OSES, Indra Darmawan, menyebut keberhasilan ini sebagai bukti nyata kolaborasi. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari langkah penyelamatan spesies langka ini. Pelestarian penyu adalah tanggung jawab bersama, dan Sabira memberi contoh kuat bahwa keterlibatan komunitas lokal sangat menentukan.”
Selain aksi lapangan, Karang Taruna Pulau Sabira juga aktif mewakili Kepulauan Seribu dalam berbagai ajang pelestarian lingkungan, seperti Indonesia Sea Turtle Symposium yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama WWF Indonesia.
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) merupakan spesies yang terancam punah. Dengan pencapaian penyelamatan lebih dari 2.500 telur hanya dalam empat bulan, Pulau Sabira menjadi model konservasi berbasis masyarakat yang patut ditiru.









