Pulau Kelapa Dua – Warga Pulau Kelapa Dua RW 05 Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara, mengeluhkan mandeknya pelayanan air bersih akibat Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang tidak beroperasi selama delapan bulan terakhir.
Meski demikian, pelanggan PDAM tetap menerima tagihan biaya bulanan, meskipun mereka tidak mendapat pasokan air bersih dari SWRO.
Ketua RW 05 Kelurahan Pulau Kelapa, Musliadi, menyayangkan lambatnya perbaikan SWRO yang menjadi sumber utama air bersih di pulau tersebut.
“Kami sudah sering mempertanyakan upaya PDAM untuk memperbaiki dan mengoperasikan kembali SWRO. Warga sangat bergantung pada fasilitas ini karena BWRO yang masih berfungsi hanya cukup untuk kebutuhan minum, sementara untuk mandi dan mencuci tidak mencukupi,” ujarnya, Sabtu (16/3).
Akibat kondisi ini, warga terpaksa kembali menggunakan air tadah hujan dan mengambil air tanah ke pulau terdekat seperti Pulau Kelapa dan Pulau Panjang.
“BWRO biasanya hanya untuk air minum. Sekarang karena SWRO mati, kami terpaksa pakai juga untuk kebutuhan lain, dan itu sangat tidak cukup,” tambahnya.
Menanggapi keluhan ini, pihak PDAM melalui perwakilannya, Haris, melalui pesan whatsapp menjelaskan bahwa keterlambatan perbaikan disebabkan oleh kendala pengadaan pompa besar di tahun 2024.
“Tahun ini kami sudah punya dua opsi penyelesaian. Pertama, anggaran pembelian pompa besar sudah tersedia dan sedang dalam proses. Kedua, kami juga mencoba memperbaiki pompa lama yang rusak. Keduanya sedang berjalan,” jelas Haris.
Namun, ia belum dapat memastikan kapan SWRO akan kembali beroperasi, meskipun pihaknya telah mendapat desakan dari kelurahan dan kecamatan.
“Kami berupaya secepat mungkin untuk menangani ini. Kami juga terus didesak oleh pihak kelurahan dan kecamatan, jadi tidak mungkin kami menunda terlalu lama,” pungkasnya.
Warga berharap ada kepastian dari PDAM dan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu agar permasalahan ini segera terselesaikan.
