*, Event  

Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Nelayan di Pulau Pramuka, Ternyata Ini yang Sebenarnya Terjadi

Avatar photo

Pulau Pramuka — Suasana tegang menyelimuti perairan sekitar Pulau Pramuka, Kamis (13/11/2025) pagi, ketika tiga nelayan dikabarkan hanyut terbawa arus setelah perahu mereka tenggelam dihantam gelombang tinggi. Tim gabungan segera melakukan upaya penyelamatan cepat, melibatkan petugas dari berbagai instansi.

Setelah mendapat laporan adanya “kecelakaan laut,” tim gabungan dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Basarnas, BPBD, Kepolisian, PK3D, serta relawan PMI langsung bersiap di dermaga. Dengan menggunakan armada cepat, tim bergerak menuju lokasi kejadian di sekitar perairan Pulau Pramuka.

Gelombang tinggi dan angin kencang menjadi tantangan dalam proses pertolongan. Namun berkat koordinasi yang baik, tiga nelayan tersebut berhasil “diselamatkan.” Dua di antaranya mengalami kelelahan, sementara satu nelayan memerlukan penanganan medis lebih lanjut karena kehilangan kesadaran.

Tim medis dari PK3D dibantu relawan PMI segera mengevakuasi korban ke RSUD Kepulauan Seribu untuk mendapatkan perawatan. Setelah mendapatkan penanganan awal, korban yang tidak sadarkan diri dirujuk ke rumah sakit di daratan Jakarta untuk perawatan intensif.

Meski tampak seperti kejadian nyata, peristiwa tersebut merupakan bagian dari simulasi penanganan darurat dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi musim angin dan curah hujan tinggi yang digelar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu.

Kegiatan yang berlangsung di Plaza Kabupaten, Pulau Pramuka, ini melibatkan unsur pemerintah daerah, TNI/Polri, Basarnas, BPBD, Gulkarmat, Satpol PP, Suku Dinas Perhubungan, Suku Dinas Kesehatan, PMI, serta masyarakat kepulauan.

Sebelum simulasi dimulai, seluruh unsur terkait mengikuti apel kesiapsiagaan dan gelar pasukan. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Bupati Kepulauan Seribu, Muhammad Fadjar Churniawan, yang juga bertindak sebagai pembina apel.

Dalam sambutannya, Bupati Fadjar menegaskan bahwa kesiapsiagaan lintas sektoral menjadi kunci dalam meminimalisasi risiko bencana di wilayah kepulauan yang sangat bergantung pada kondisi cuaca laut.

“Kepulauan Seribu memiliki karakteristik khusus. Saat angin barat datang, risiko gelombang tinggi meningkat. Sinergi dan koordinasi antarinstansi harus terus diperkuat,” ujarnya.

Fadjar menambahkan, kegiatan simulasi ini bukan hanya untuk menguji kecepatan dan kesiapan personel, tetapi juga untuk memastikan sistem komunikasi dan rantai koordinasi berjalan efektif dalam situasi darurat.

“Waktu tanggap adalah faktor penentu keselamatan. Semua pihak harus bergerak cepat dan terkoordinasi,” katanya.

Ia juga mengapresiasi keikutsertaan masyarakat kepulauan dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, partisipasi warga menjadi bagian penting dalam membangun budaya tangguh bencana.

“Tradisi gotong royong masyarakat Kepulauan Seribu adalah modal kuat yang menjadi kearifan lokal berkelanjutan. Ini nilai yang harus terus dijaga agar semangat kebersamaan selalu hidup dalam menghadapi tantangan alam,” ucap Fadjar.

Usai apel dan simulasi, Bupati Fadjar juga meninjau sejumlah perlengkapan penyelamatan dan penanggulangan bencana. Beberapa di antaranya adalah rubber boat, alat Dapur Umum (DU), dan life jacket yang digunakan oleh tim gabungan dalam operasi penyelamatan di laut.

Peninjauan itu dilakukan bersama Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Argadija Putra, Plt Ketua PMI Kepulauan Seribu A. Furqon, para camat, serta lurah di wilayah Kepulauan Seribu. Kehadiran para pimpinan lintas sektor ini menjadi bukti komitmen bersama dalam memperkuat kesiapan daerah menghadapi musim ekstrem.

Melalui kegiatan tahunan ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu berharap seluruh jajaran dan pemangku kepentingan memiliki kesiapan yang lebih baik menghadapi potensi bencana pada musim penghujan yang biasanya berlangsung antara November hingga Maret.

“Kita tidak bisa mencegah bencana, tapi kita bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dampaknya dapat diminimalisasi,” tegas Fadjar. “Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, aparat, dan masyarakat, kita bisa memastikan keselamatan warga Kepulauan Seribu tetap terjaga.”

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!