Kisah  

Dilema Sari Patih

Avatar photo

Tanpa menunggu jawaban, burung itu melebarkan sayapnya dan meluncur ke arah Arya Saka dengan kecepatan luar biasa. Arya Saka segera mengeluarkan jurus Tapak Naga Semesta , menciptakan penghalang energi putih keperakan yang melindunginya dari serangan pertama.

Pertarungan pun dimulai. Burung itu menyerang dengan cakar-cakarnya yang tajam dan napas panas berwarna ungu yang mampu membakar apa pun yang disentuhnya. Namun, Arya Saka tidak gentar. Dengan kekuatan dan kebijaksanaannya sebagai Kesatria Naga Semesta , ia melawan balik dengan gerakan yang elegan namun mematikan.

Setelah beberapa jurus, Arya Saka akhirnya berhasil menundukkan burung itu dengan satu serangan pamungkas. Burung raksasa itu jatuh ke tanah, namun bukannya marah, ia malah tersenyum lemah.

“Kamu layak,” kata burung itu dengan suara yang lebih lembut. “Ambillah Rumput Sari Patih. Namun, ingatlah—rumput ini hanya dapat menyembuhkan satu orang. Pilihlah dengan bijak.”

Burung itu kemudian menyerahkan Rumput Sari Patih langsung kepada Arya Saka, sebelum akhirnya lenyap ke dalam angin seperti asap.

Arya Saka berdiri diam di tengah padang rumput, memegang Rumput Sari Patih yang bersinar lembut di tangannya. Pikirannya dipenuhi oleh dilema yang sulit. Ia tahu bahwa Rumput ini hanya bisa menyembuhkan satu orang, dan ia harus memilih antara dua orang yang sangat penting dalam hidupnya.

Di satu sisi, ada Saga , pemuda gagah yang sedang berjuang untuk bertahan hidup. Saga adalah harapan bagi banyak orang, termasuk titah Sultan Demak yang belum terselesaikan. Jika Saga mati, misi besar ini akan gagal.

Di sisi lain, ada Nayaka Sari , putri satu-satunya Arya Saka, yang juga terluka parah di Pulau Untung Jawa. Nayaka Sari adalah wanita yang dicintai Saga, dan kondisinya semakin lemah setiap detik yang berlalu.

Suara Ratu Mayang Sari—yang hadir sebagai arwah—menggema di benak Arya Saka. “Arya, anakku. Saga harus didahulukan. Dia adalah harapan kita semua.”

Namun, hati Arya Saka terasa tercabik-cabik. Bagaimana mungkin ia bisa memilih antara dua orang yang sama-sama berharga? Jika ia menyembuhkan Saga, apakah ia rela kehilangan Nayaka Sari, putrinya sendiri?

Arya Saka menatap Rumput Sari Patih dengan mata penuh konflik. Waktu semakin menipis, dan keputusan harus segera diambil.

Untuk siapakah Rumput ini?” gumam Arya Saka pelan, suaranya penuh beban.

Setelah mendapatkan Rumput Sari Patih dari burung mistis, Arya Saka berdiri diam di tengah padang rumput Pulau Rambut, memegang rumput itu dengan hati penuh dilema. Suara Ratu Mayang Sari terdengar lembut namun tegas di benaknya.

Arya Saka menarik napas panjang. Ia tahu bahwa ibunya benar—Saga adalah kunci untuk menyelesaikan misi besar yang diberikan Sultan Demak. Namun, di sisi lain, Nayaka Sari adalah putrinya sendiri, darah dagingnya, yang juga sedang sekarat di Pulau Untung Jawa.

Akhirnya, Arya Saka membuat keputusan. Ia akan menyerahkan Rumput Sari Patih kepada Saga, seperti permintaan Ratu Mayang Sari. Dengan langkah berat, ia kembali ke tempat Saga terbaring lemah di bawah pohon besar, dijaga oleh Hasanudin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *