Jakarta — Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan membuka ruang dialog bersama puluhan mahasiswa asal Kepulauan Seribu yang tengah menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Jakarta. Acara yang digelar di salah satu aula pertemuan di Sunter, Jakarta Utara, Kamis (11/09/2025), berlangsung penuh keterbukaan dan diwarnai dengan berbagai masukan kritis dari mahasiswa.
Dalam forum tersebut, mahasiswa menyoroti sejumlah isu strategis, mulai dari netralitas birokrasi, pemerataan pembangunan antar-pulau, hingga rendahnya minat generasi muda mengikuti ajang Pemilihan Abang None (Abnon) Kepulauan Seribu. Mereka berharap pemerintah daerah dapat merespons tantangan tersebut secara serius.
“Kami ingin memastikan bahwa pemerintah tetap netral dan pelayanan publik tidak dipengaruhi kepentingan politik. Selain itu, banyak kegiatan pemuda seperti Abnon yang perlu lebih diperhatikan,” kata Saipul Bahri mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Pulau Seribu (GMPS).
Menanggapi masukan tersebut, Fadjar mengapresiasi keberanian mahasiswa dalam menyampaikan pendapat. Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjaga netralitas ASN dan memperkuat pembinaan generasi muda. “Masukan dari teman-teman mahasiswa adalah energi positif untuk memperbaiki kinerja kami. Saya berkomitmen untuk terus menjaga profesionalisme aparatur dan memberikan perhatian pada program pengembangan pemuda,” ujarnya.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti akses transportasi antar-pulau, fasilitas olahraga, serta pemerataan pembangunan yang dinilai masih belum merata. “Kalau bicara pembangunan, semua pulau harus mendapat perhatian yang sama, bukan hanya Pulau Pramuka,” ujar Ibnu Ketua Forum Mahasiswa Kepulauan Seribu (FMKS).
Menjawab hal ini, Fadjar menegaskan pihaknya akan terus memperjuangkan peningkatan alokasi anggaran dan pembangunan berbasis kebutuhan masing-masing pulau. “Kami memahami keinginan warga. Keterbatasan anggaran memang menjadi tantangan, tapi kami akan terus mengupayakan pemerataan,” jelasnya.
Forum ini juga menjadi wadah silaturahmi antara mahasiswa dan pemerintah daerah. Diskusi yang awalnya penuh kritik berakhir dengan suasana akrab. Mahasiswa dan Bupati saling bertukar pikiran, berfoto bersama, dan sepakat menjalin komunikasi lebih erat ke depan.
“Kami ingin mahasiswa merasa didengar. Kepulauan Seribu butuh anak muda yang kritis dan peduli. Silakan kritik kami, tapi mari sama-sama membangun pulau kita,” kata Fadjar.
Pertemuan ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam memperkuat kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah daerah untuk menciptakan pembangunan Kepulauan Seribu yang lebih merata dan berkelanjutan.









