Peran masyarakat lokal juga tidak boleh diabaikan. Program pemberdayaan komunitas, seperti pelatihan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, dapat menjadi solusi jangka panjang. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi korban, tetapi juga aktor utama dalam menjaga lingkungan mereka.
Investasi dalam wisata bahari berkelanjutan juga dapat menjadi strategi pemulihan. Dengan memperbaiki kondisi lingkungan dan mempromosikan pariwisata yang ramah lingkungan, Kepulauan Seribu dapat kembali menarik minat wisatawan. Ini akan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal sekaligus memperkuat komitmen pelestarian lingkungan.
Kepulauan Seribu tidak boleh terus menjadi korban dari buruknya pengelolaan lingkungan di wilayah daratan. Sampah kiriman bukanlah takdir, melainkan masalah yang dapat diselesaikan dengan kolaborasi, teknologi, dan komitmen bersama. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bersatu untuk mengubah kondisi ini.
Jika tindakan konkret segera dilakukan, Kepulauan Seribu dapat pulih dan kembali menjadi surga bagi ekosistem laut dan masyarakatnya. Namun, jika masalah ini terus dibiarkan, kerusakan yang terjadi akan sulit untuk dipulihkan, dan Kepulauan Seribu hanya akan menjadi pengingat suram dari kelalaian kita.
