Pulau Harapan – Masalah kebersihan di Pulau Harapan masih menjadi tantangan utama, terutama dengan meningkatnya kunjungan wisatawan selama libur Lebaran. Tokoh Masyarakat Pulau Harapan Agus Susanto menegaskan bahwa upaya menjaga kebersihan tidak boleh menunggu adanya keluhan, melainkan harus menjadi kesadaran bersama sejak awal.
Kisah Seru : Pewaris Panglima Hitam
“Banyak orang baru bergerak saat ada komplain dari wisatawan, padahal kebersihan harus dijaga setiap saat, bukan hanya saat ada masalah,” ujarnya, Jumat (4/4/2025).
Berita Pilihan Indonesia - Indonewsia.id
- Keluarga Titiek Puspa Bantah Kabar Meninggal, Mohon Doa untuk Kesembuhan
- Mulai Hari Ini, Pemutihan Pajak Kendaraan Berlaku di Banten
- Rekrutmen Bersama BUMN 2025 Resmi Dibuka! Siap-siap Hadapi Seleksi Ketat”
- Segera Cetak Kartu, Ini Cara Cek Lokasi dan Jadwal Tes PPPK 2024 Tahap 2
- Ahli Waris Kena Pajak Rumah? Ini Penjelasan Lengkapnya!
Agus menambahkan bahwa permasalahan sampah harus menjadi perhatian utama, terutama dalam momentum tingginya kunjungan wisatawan selama libur Lebaran. “Kebersihan adalah faktor utama kenyamanan wisatawan. Jika kondisi lingkungan kurang terawat, wisatawan bisa enggan berkunjung kembali,” tegasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengusulkan agar kegiatan pembersihan dilakukan lebih sering, yakni tiga hingga lima kali sehari, terutama di lokasi yang terkait langsung dengan aktivitas wisata.
Baca : Langkah Yang Tak Terhentikan
“Semakin sering dilakukan pembersihan, maka lingkungan akan lebih terjaga. Wisatawan juga akan merasa lebih nyaman dan menikmati kunjungan mereka,” ujarnya.
Arikel Wisata Dunia - PesonaDunia.com
Dalam beberapa hari terakhir, jumlah sampah di Pulau Harapan mencapai lebih dari 2 ton per hari, yang terdiri dari sampah organik, anorganik, dan residu. Kelurahan setempat telah menggunakan local box (LBox) untuk membantu mengurangi dampak lingkungan, tetapi partisipasi wisatawan dan warga tetap diperlukan untuk menjaga kelestarian pulau.
Lurah Pulau Harapan, Yusuf, juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menciptakan wisata bahari yang berkelanjutan. “Kami terus mendorong sosialisasi agar wisatawan dan warga ikut serta dalam menjaga kebersihan, karena ini menjadi faktor penting dalam daya tarik wisata pulau,” jelasnya.
Pemerintah dan komunitas setempat kini berfokus pada kampanye pengurangan sampah plastik, peningkatan fasilitas pengelolaan limbah, serta edukasi bagi masyarakat agar kebersihan menjadi kebiasaan, bukan sekadar kewajiban.

