Kisah  

Menumpas Angkara Murka

Bab 6

Avatar photo

Saga terkejut melihat sosok ungu itu. Dia sangat mengenali jurus yang digunakan oleh wanita itu. “Nayaka Sari?” gumam Saga dengan heran dan mata yang terbuka lebar.

Rangga juga tertawa melihat Nayaka Sari menyerangnya. “Ah, Nayaka Sari. Kamu pikir kamu bisa mengalahkanku dengan jurus Sriguntingmu?” teriak Rangga dengan mengejek dan mata yang merah.

Nayaka Sari tidak menjawab. Dia terus menyerang Rangga dengan jurus-jurus yang sangat cepat dan kuat, membuat Rangga terpaksa menggunakan jurus Braja Musti untuk menghadapi serangan Nayaka Sari.

Sementara itu, Saga masih terkejut melihat Nayaka Sari menyerang Rangga. Dia tidak mengerti apa yang terjadi. “Nayaka Sari, apa yang kamu lakukan?” tanya Saga dengan heran dan khawatir.

Tapi, Nayaka Sari tidak menjawab. Dia terus menyerang Rangga dengan kecepatan yang sangat tinggi, membuat Saga semakin khawatir.

Gandi memandang situasi tersebut dengan khawatir. Dia tidak ingin Nayaka Sari terluka. “Aku tidak bisa membiarkannya,” gumam Gandi dalam hati. “Aku harus bertindak.”

Tapi, Gandi masih ragu-ragu. Dia tidak ingin Nayaka Sari mengetahui identitasnya yang sebenarnya. “Aku tidak bisa membiarkannya tahu,” pikir Gandi. “Aku harus menjaga rahasia.”

Gandi memandang Nayaka Sari dengan lebih teliti. Dia melihat keberanian dan kekuatan dalam diri Nayaka Sari. “Dia adalah putriku,” gumam Gandi dalam hati. “Aku harus melindunginya.”

Gandi berjanji kepada dirinya sendiri untuk bertindak jika Nayaka Sari dalam situasi berbahaya. “Aku akan melindunginya,” janji Gandi. “Aku tidak akan membiarkannya terluka.”

Sementara itu, Nayaka Sari terus menyerang Rangga dengan jurus-jurus yang sangat cepat dan kuat. Rangga terpaksa menggunakan jurus Braja Musti untuk menghadapi serangan Nayaka Sari, tapi Nayaka Sari tidak mudah dikalahkan.

Gandi berteriak kepada Saga dengan nada yang santai, tapi dengan mata yang tajam dan penuh perhatian. “Hai, Saga! Jangan terganggu konsentrasinya! Cepat bantu Nayaka Sari!”

Sambil bercanda, Gandi melemparkan sesuatu ke arah Saga dengan kecepatan yang sangat tinggi. Benda itu mengenai punggung Saga dengan tepat, membuatnya terkejut dan menatap Gandi dengan heran.

“Apa itu?” tanya Saga dalam hati, dengan mata yang terbuka lebar karena keheranan. “Bagaimana bisa Gandi melakukan itu?”

Saga merasa staminanya yang tadinya lelah setelah bertarung sengit dengan 30 perompak, tiba-tiba kembali pulih. Dia merasa lebih kuat dan lebih bersemangat, dengan darah yang mengalir lebih cepat dan napas yang lebih dalam.

Gandi teriak lagi, dengan suara yang lebih keras dan lebih bersemangat. “Jangan bengong, Saga! Cepat bantu Nayaka Sari!”

Saga menatap Gandi dengan lebih teliti, dengan mata yang lebih tajam dan lebih curiga. Dia semakin membenak pertanyaan tentang siapa Gandi sebenarnya. Bagaimana bisa Gandi memiliki kekuatan seperti itu?

Tapi, Saga tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal itu lebih lanjut. Dia harus segera membantu Nayaka Sari yang masih bertarung dengan Rangga.

Saat Saga menerjang ke dalam pertarungan antara Rangga dan Nayaka Sari, udara sekitar terasa memanas. Rangga, yang sedang menghujamkan pukulan Braja Musti miliknya, terkejut melihat Saga muncul begitu tiba-tiba. Matanya yang tajam memandang Saga dengan penuh kecurigaan dan kemarahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *