Miris! RPTRA Tanjung Elang di Pulau Pramuka Memprihatinkan, Wisatawan dan Warga Kecewa

Avatar photo

Pulau Pramuka – Kekecewaan melanda wisatawan yang mengunjungi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Tanjung Elang di Pulau Pramuka, pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu.

Kondisi taman yang sempat menjadi ikon interaksi warga dan tempat bermain anak itu kini terlihat memprihatinkan, memicu kritik tajam dari para pengunjung.

Miss Liu Ahn, wisatawan asal Taiwan, merasa sangat disayangkan bahwa RPTRA ini tidak dirawat dengan baik meski memiliki potensi sebagai destinasi yang menarik.

“Taman ini sebenarnya bagus, tapi sangat disayangkan kondisinya tidak terawat seperti ini,” ujarnya saat menghabiskan waktu bersantai di lokasi tersebut, Sabtu (29/3/2025).

📸 Kondisi RPTRA Tanjung Elang Pulau Pramuka/AF
📸 Kondisi RPTRA Tanjung Elang Pulau Pramuka/AF

Hal serupa disampaikan Ariana (42), wisatawan asal Pluit, Jakarta Utara, yang datang ke Pulau Pramuka bersama anak-anaknya dalam rangka liburan sekolah.

Ia mengaku terkejut dengan keadaan taman yang jauh berbeda dibandingkan dua tahun lalu. “Sayang banget, padahal dua tahun lalu taman ini masih bagus. Sekarang kondisinya begini,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Bangunan utama RPTRA mengalami kerusakan parah. Tangga yang keropos dan lantai dua tidak dapat digunakan sejak tahun 2020. Fasilitas permainan anak pun tak kalah buruk, seperti pegangan wahana refleksi dan tanjakan anak yang keropos.

Baca Juga :  Lebaran Jadi Ladang Rezeki: Pedagang Mainan Ini Raup Untung 200% di Pulau Pramuka!
📸 Kondisi RPTRA Tanjung Elang Pulau Pramuka/AF
📸 Kondisi RPTRA Tanjung Elang Pulau Pramuka/AF

Toilet di taman terlihat kotor seperti tidak dirawat, sementara wadah air kotor yang ada berpotensi menjadi sarang nyamuk. Selain itu, dua pendopo di atas air kini hanya menyisakan lantai keramik tanpa tiang dan atap.

Menanggapi keluhan wisatawan, Muhammad Fakih Burhanudin, Lurah Pulau Panggang, menyampaikan bahwa RPTRA tersebut memang membutuhkan perhatian serius.

“Lantai dua sudah tidak digunakan lagi karena struktur pondasinya tidak meyakinkan. Usulan rehab total untuk RPTRA ini sudah diajukan sejak Musrenbang 2017 dan 2018, bahkan menjadi prioritas program kelurahan, tapi tidak pernah diizinkan,” jelasnya.

Kondisi memprihatinkan RPTRA Tanjung Elang menjadi sorotan saat libur Lebaran, di mana sejumlah wisatawan memanfaatkan taman tersebut untuk bersantai. Meski masih menarik pengunjung, RPTRA ini dinilai gagal memberikan pengalaman maksimal karena minimnya perawatan.

Harapan agar RPTRA ini segera mendapatkan rehabilitasi dan perawatan menjadi suara utama dari wisatawan maupun masyarakat, mengingat fungsinya sebagai ruang publik yang penting untuk interaksi dan rekreasi di Pulau Pramuka.

Tinggalkan Balasan