Olahraga Bikin Sehat, Tapi di Pulau Kemana?

Avatar photo

Kepulauan Seribu punya potensi besar di dunia olahraga. Anak-anak di pulau ini punya stamina luar biasa, terbiasa berenang di laut sejak kecil, dan semangatnya tak kalah dengan atlet di daratan. Tapi ironisnya, fasilitas olahraga di sini seperti barang mewah—ada yang janji dibangun, tapi entah kapan terwujud.

Sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Bang Doel alias Rano Karno tentu paham betul pentingnya olahraga bagi generasi muda. Tapi pertanyaannya, kapan Kepulauan Seribu benar-benar dapat perhatian dalam pembinaan olahraga?

Lapangan Ada, Tapi Hanya di Proposal?

Bicara soal infrastruktur olahraga, di beberapa pulau memang ada lapangan sepak bola dan voli. Tapi kondisinya? Jauh dari kata layak. Rumputnya lebih cocok buat ternak kambing ketimbang buat latihan. Belum lagi gawang tanpa jaring, dan kalau hujan? Becek seperti sawah.

Dulu ada janji mau bangun gelanggang olahraga (GOR) kecil di salah satu pulau berpenduduk. Sampai sekarang? Hanya jadi bahan diskusi rapat dan konsep di atas kertas. Anak-anak muda di sini tetap latihan seadanya, main voli di pasir atau futsal di jalanan berdebu.

Bakat Ada, Kesempatan Tiada

Jangan salah, Kepulauan Seribu punya banyak anak muda berbakat di bidang olahraga. Ada yang jago sepak bola, voli pantai, bahkan bela diri. Sayangnya, tanpa pembinaan yang serius, mereka hanya bisa berprestasi di tingkat lokal.

Beberapa anak pulau harus ke daratan Jakarta buat latihan lebih serius, mengeluarkan ongkos besar dan tenaga ekstra hanya untuk bisa bersaing dengan atlet lain. Padahal kalau ada pembinaan rutin dan fasilitas memadai di Kepulauan Seribu, bukan mustahil mereka bisa membawa nama daerah ke tingkat nasional.

Bang Doel, Saatnya ‘Bebenah’!

Sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat, Bang Doel harus turun tangan. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membenahi pembinaan olahraga di Kepulauan Seribu:

  1. Bangun Fasilitas Olahraga yang Layak
    Lapangan sepak bola, voli, atau bahkan GOR mini di beberapa pulau besar akan menjadi awal yang baik untuk membina atlet muda berbakat.

  2. Pelatihan dan Pendampingan Atlet
    Libatkan pelatih profesional untuk melatih anak-anak pulau yang punya potensi. Jangan sampai bakat mereka sia-sia hanya karena kurangnya bimbingan.

  3. Turnamen Rutin dan Seleksi Atlet
    Adakan kompetisi lokal secara rutin untuk mencari bibit unggul. Jangan hanya event seremonial sekali setahun tanpa kelanjutan.

  4. Transportasi untuk Atlet ke Daratan
    Jika fasilitas masih terbatas, berikan dukungan transportasi bagi atlet berbakat agar mereka bisa berlatih ke Jakarta dengan mudah.

Kesimpulan: Jangan Biarkan Bakat Tenggelam!

Kepulauan Seribu bukan hanya tempat wisata, tapi juga rumah bagi generasi muda yang berhak mendapatkan kesempatan yang sama dengan mereka di daratan. Jika Bang Doel serius ingin ‘bebenah’, maka pembinaan olahraga harus jadi perhatian utama.

Seperti kata Babe Sabeni, “Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?” Jangan sampai bakat anak-anak pulau hanya jadi cerita, sementara fasilitasnya tetap kosong melompong. Sudah waktunya olahraga di Kepulauan Seribu bukan hanya jadi mimpi, tapi kenyataan!

Redaksi menyadari bahwa setiap persoalan memiliki berbagai sudut pandang. Harapan kami, tulisan ini dapat menjadi bagian dari refleksi bersama dalam mencari solusi terbaik demi kebaikan semua pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *