Kepulauan Seribu – Menjalankan pariwisata di Kepulauan Seribu harus berpedoman pada standar CHSE—Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keselamatan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
Menurut Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Seribu, Endro Mukti Wibowo, permasalahan utama di sektor pariwisata saat ini adalah belum optimalnya peran aktif seluruh pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Endro menyatakan masyarakat terutama pelaku jasa wisata terkesan mengandalkan petugas tertentu sebagai penanggung jawab utama terkait kebersihan lingkungan. Akibatnya, pelaksanaan standar kebersihan dalam kerangka CHSE menjadi belum optimal, padahal sinergi aktif dari semua pihak akan jauh lebih efektif.
Menurut Endro, aspek kebersihan merupakan indikator penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan pariwisata. Lingkungan yang bersih tak hanya memberikan kenyamanan bagi wisatawan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kelestarian alam dan meningkatkan daya saing destinasi di mata dunia.
Sementara itu, standar kesehatan dalam CHSE telah dijalankan dengan baik. Petugas medis di puskesmas, pos kesehatan, maupun rumah sakit daerah tetap siaga bertugas meski pada masa liburan, memastikan layanan kesehatan yang cepat dan efektif bagi wisatawan dan masyarakat setempat.
Dalam aspek keselamatan, kesiapsiagaan petugas pengamanan seperti kepolisian, Satpol PP, dan dinas pemadam kebakaran sudah berlangsung secara optimal dengan sistem siaga 24 jam. Hal ini memberikan jaminan keamanan dan ketertiban sehingga wisatawan merasa nyaman selama berkunjung.
Untuk kelestarian lingkungan, program edukasi dan sosialisasi terus digalakkan oleh berbagai pihak. Upaya ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku industri pariwisata untuk ikut menjaga dan merawat alam serta kearifan lokal di Kepulauan Seribu.
Endro menekankan bahwa pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu tidak hanya diukur dari jumlah kunjungan wisatawan, melainkan juga kualitas pelayanan dan penerapan standar CHSE secara menyeluruh yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Ia berharap bahwa sistem kerja kolaboratif antar-pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat, dapat menggeser paradigma bahwa kebersihan adalah tanggung jawab satu pihak saja. Pendekatan kolektif diyakini akan membawa dampak positif yang jauh lebih signifikan.
Penerapan standar CHSE juga diharapkan mampu menjaga bahwa setiap aktivitas pariwisata tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi tetap selaras dengan keberlanjutan lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang menjadi prioritas dalam setiap kebijakan daerah.
Akhirnya, dengan semakin meningkatnya tekanan standar internasional dalam pelayanan publik, semua pihak diharapkan mampu memainkan peranan aktif. Sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan pelaku industri pariwisata harus terwujud secara nyata demi menjaga kualitas dan daya saing pariwisata di Kepulauan Seribu yang juga menjadi warisan alam yang tak ternilai harganya.
[poll id=”3″]









