Pulau Panggang — Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Tanjung Timur, Kelurahan Pulau Panggang, menjadi fokus kunjungan dan monitoring evaluasi (monev) Tim Biro Kesejahteraan Sosial (Biro Kesos) Provinsi DKI Jakarta, Jumat (18/07/2025). Langkah ini dilakukan untuk memverifikasi kelayakan RPTRA sebagai Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) bersertifikasi nasional dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI.
Ketua Kelompok Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Biro Kesos, Elvriyana, menyampaikan bahwa kunjungan ini penting guna mencocokkan data kuesioner yang selama ini menjadi dasar penilaian. “Kami ingin melihat langsung apakah fasilitas benar-benar aman, mendidik, dan mendukung tumbuh kembang anak,” ujarnya.
RPTRA Tanjung Timur menjadi salah satu dari enam RPTRA di Kepulauan Seribu yang telah meraih sertifikasi RBRA. Namun, verifikasi lapangan dibutuhkan untuk menilai pemenuhan indikator, seperti aksesibilitas, kebersihan, keterlibatan masyarakat, serta peran RPTRA dalam pencegahan stunting dan pengasuhan keluarga.
Plt Kepala Seksi Kesra Kelurahan Pulau Panggang, Agus Salim, menyambut positif pengecekan ini. Ia menegaskan komitmen pihak kelurahan untuk terus menjaga kualitas RPTRA sebagai ruang tumbuh anak pulau. “Kami terbuka pada kritik dan saran. RPTRA adalah aset bersama,” katanya.
Selain ruang bermain, RPTRA Tanjung Timur juga menyediakan kegiatan seperti kelas menanam, pojok dongeng, serta pelatihan keterampilan sederhana untuk anak-anak dan ibu. Kader PKK dan warga sekitar turut aktif dalam pengelolaan dan pemantauan fasilitas.
Elvriyana menambahkan bahwa RPTRA tak boleh hanya menjadi taman pasif, melainkan ruang hidup yang menyatu dengan aktivitas sosial dan edukatif warga. “Kalau RPTRA hanya jadi taman kosong, itu mubazir. Kami ingin lihat interaksi, pemanfaatan, dan kreativitas,” jelasnya.
Tim Biro Kesos juga menilai keterlibatan lintas sektor dalam pengelolaan RPTRA, seperti pendidikan informal, kolaborasi dengan puskesmas, dan kegiatan rutin bersama anak. Semua itu menjadi indikator kelayakan ruang yang benar-benar ramah anak.
Masyarakat Pulau Panggang berharap verifikasi ini membawa dampak positif dan mendorong peningkatan fasilitas. Beberapa warga bahkan mengusulkan penyediaan alat permainan edukatif dan pelatihan literasi digital untuk anak-anak.
Kunjungan ini menjadi bukti bahwa perhatian terhadap anak pulau tak berhenti di daratan Jakarta. RPTRA Tanjung Timur, dengan segala keterbatasannya, adalah wajah perjuangan tumbuh kembang yang setara dan inklusif.









