*, Opini  

Pelanggaran CPS Jadi Biang Kerok Membludaknya Wisatawan di Pulau Pari

Avatar photo
📷 istimewa
📷 istimewa

Ironi dalam dunia pariwisata kembali terjadi! Pulau Pari, yang selama ini dikenal dengan keindahannya, kini mendadak ramai dikunjungi wisatawan. Bukan tanpa alasan, lonjakan wisatawan ini terjadi bersamaan dengan skandal lingkungan yang diduga dilakukan oleh PT Central Pondok Sejahtera (CPS), pengembang Pulau Biawak, yang dituding telah merusak ekosistem laut dengan menggunduli pohon mangrove dan mengganggu habitat biota laut di perairan dangkal Pulau Pari.

📷 Ilustrasi dibuat oleh AI

Kisah Seru : Pewaris Panglima Hitam

Sejumlah warga, didukung oleh komunitas lokal dan lembaga lingkungan, melancarkan aksi protes besar-besaran, menuntut agar CPS diberi sanksi tegas atas pelanggaran yang dilakukan. Aksi ini tidak hanya menggema di Kepulauan Seribu, tetapi juga menyedot perhatian publik dan menjadi sorotan media nasional. Kasus ini muncul bersamaan dengan polemik pagar laut Tangerang, yang telah menjadi isu panas dan bahkan berdampak pada keberlanjutan informasi publik di tanah air.

Baca Juga:

Namun, di balik polemik tersebut, Pulau Pari tetap mempertahankan pesonanya. Pantai Pasir Perawan dan objek wisata bahari lainnya tak kehilangan daya tarik, justru makin ramai oleh wisatawan yang penasaran dengan keindahan alam yang ditawarkan. Diperkirakan lebih dari 7 ribu wisatawan telah berkunjung ke Pulau Pari pada libur lebaran tahun 2025 ini, sebuah angka yang 3 sampai 4 kali lipat dari jumlah penduduk lokal yang mendiami pulau ini.

Yang menjadi tanda tanya besar adalah peran pemerintah, khususnya Sudin Pariwisata. Apakah mereka turut berkontribusi dalam lonjakan wisata ini? Sepertinya hanya sebatas pencatat jumlah wisatawan yang datang, tanpa strategi nyata dalam mengelola dampak kunjungan yang semakin meningkat. Sementara itu, masyarakat Pulau Pari secara konsisten menjaga dan merawat potensi wisata yang menjadi sumber ekonomi mereka.

Baca : Langkah Yang Tak Terhentikan

Lonjakan wisatawan ini juga memicu pertanyaan lain—seberapa mampu Pulau Pari menampung wisatawan dalam jumlah besar? Saat ini, keterbatasan akomodasi sudah mulai terasa, dengan banyak wisatawan rela bermalam di tenda camping hanya demi menikmati keindahan pulau yang, hingga saat ini, masih menyimpan polemik besar terkait status kepemilikannya.

Baca juga:

Apakah pemerintah akan mengambil peran lebih dalam menjaga keseimbangan antara wisata dan kelestarian lingkungan? Ataukah Pulau Pari hanya akan terus menjadi panggung dari konflik kepentingan yang berulang? Yang jelas, masyarakat setempat tetap menjadi pilar utama dalam menjaga keindahan dan daya tarik Pulau Pari, meski di tengah ketidakpastian yang terus berulang.

Seberapa baik Anda menilai informasi ini?

Lihat Hasilnya

Loading ... Loading ...

Seberapa baik Anda menilai informasi ini?

Lihat Hasilnya

Loading ... Loading ...

Tinggalkan Balasan