Tips  

Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah yang Perlu Dipahami

Avatar photo
Ilustrasi. 📷 Istimewa
Ilustrasi. 📷 Istimewa

Kesehatan darah memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Namun, dua kondisi yang sering disalahartikan adalah darah rendah (hipotensi) dan kurang darah (anemia). Meskipun keduanya berkaitan dengan sistem peredaran darah, ada perbedaan mendasar yang perlu diketahui.

Darah Rendah (Hipotensi)

Hipotensi terjadi ketika tekanan darah turun di bawah ambang normal. Gejalanya meliputi pusing, kelelahan, pingsan, dan nyeri dada. Kondisi ini bisa bersifat sementara, seperti saat seseorang berdiri terlalu cepat, atau menjadi masalah kronis yang memerlukan perhatian medis.

Penyebab darah rendah:

  • Dehidrasi – Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menurunkan volume darah.
  • Efek samping obat – Beberapa obat, seperti diuretik atau obat tekanan darah, dapat menyebabkan hipotensi.
  • Masalah jantung – Gangguan seperti bradikardia (denyut jantung lambat) dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
  • Anemia – Kekurangan sel darah merah juga bisa berkontribusi pada hipotensi.

Penanganan darah rendah:

  • Meningkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
  • Mengubah posisi tubuh secara perlahan untuk menghindari perubahan tekanan darah yang tiba-tiba.
  • Mengonsumsi makanan kaya garam untuk membantu meningkatkan tekanan darah.

Kurang Darah (Anemia)

Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang cukup untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Gejalanya meliputi kelelahan, kulit pucat, sesak napas, dan denyut jantung cepat.

Penyebab kurang darah:

  • Defisiensi zat besi – Kekurangan zat besi adalah penyebab umum anemia.
  • Defisiensi vitamin B12 dan asam folat – Keduanya diperlukan untuk produksi sel darah merah yang sehat.
  • Gangguan genetik – Beberapa kondisi genetik dapat menyebabkan produksi sel darah merah yang abnormal.
  • Kehilangan darah – Cedera atau kondisi medis yang menyebabkan kehilangan darah dapat menyebabkan anemia.

Penanganan kurang darah:

  • Mengonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12, atau asam folat sesuai kebutuhan.
  • Mengubah pola makan dengan memasukkan makanan kaya nutrisi.
  • Mengatasi penyebab spesifik anemia, seperti gangguan genetik atau kondisi medis tertentu.

Meskipun darah rendah dan kurang darah memiliki gejala yang mirip, penting untuk memahami perbedaan penyebab dan cara penanganannya. Keduanya membutuhkan perhatian medis, dan konsultasi dengan profesional kesehatan diperlukan untuk diagnosis yang tepat serta perencanaan pengobatan yang sesuai.

Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang seimbang, dapat membantu mencegah terjadinya kondisi ini.

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!