Pertanian di Pulo Bawah: Panen Berita, Bukan Hasil

Avatar photo

Cerita ini datang dari Pulo Bawah, negeri di atas laut yang katanya punya program pertanian. Negeri yang muncul di berita dengan foto-foto hijau subur, tapi di pasar tetap saja sayur datang dari daratan. Jangan terlalu serius, ini cuma kelakar. Tapi kalau terasa menohok, mungkin karena ada yang pas.

Di Pulo Bawah, program pertanian berjalan dengan semangat.
Katanya, warga tak perlu lagi bergantung pada pasokan luar.
Katanya, tanah bisa diolah, teknologi bisa diterapkan.
Katanya, ketahanan pangan bisa tercapai.

Tapi jangan salah, jangan berharap lebih.

Karena alih-alih panen hasil, yang dipanen justru dokumentasi.

📌 Foto? Ada.
📌 Laporan? Lengkap.
📌 Workshop? Jalan terus.
📌 Hasil panen? Hm… masih dalam tahap “evaluasi.”

Bertani di Atas Batu, Berharap Hasil Seperti di Lahan Subur

Lucu, bukan?
Pulau kecil, tanah minim, air bersih pun susah—tapi katanya pertanian bisa jalan.
Setiap tahun ada proyek baru, tapi sayur di meja tetap dari daratan.
Ada lahan percontohan, tapi setelah acara selesai, tinggal kenangan.

Petani binaan? Hanya beberapa.
Lahan pertanian? Mungil, itu pun lebih sering jadi objek foto.
Produksi sayur? Bisa dihitung jari, dan itu pun tak cukup untuk warga satu RT.

Baca Juga :  Kapal Penghubung Saja Susah!

📌 Kalau begitu, program ini sebenarnya untuk siapa?

Janji yang Layu Sebelum Tumbuh

Dulu, ada banyak janji untuk Pulo Bawah.

Katanya:
💬 “Akan ada kebun produktif di kepulauan.”
💬 “Warga tak perlu lagi tergantung pada pasokan dari daratan.”
💬 “Pertanian akan menjadi sektor baru yang berkembang.”

Tapi kenyataannya?

Harga sayur tetap mahal karena harus didatangkan dari kota.
Lahan pertanian ada, tapi lebih sering sepi.
Warga tetap nelayan, karena bertani di sini lebih banyak teori daripada praktik.

Jadi siapa yang benar-benar mendapat manfaat?
Dan siapa yang hanya mendapat dokumentasi program?

Laut yang Kaya, Tanah yang Terlupakan

Tak ada yang salah dengan inovasi. Tapi kalau program hanya sebatas formalitas, lalu siapa yang sebenarnya diuntungkan?

📌 Mau sampai kapan Pulo Bawah terus melihat program pertanian sebagai tontonan, bukan solusi nyata?

“Tapi ya sudahlah, ini kan cuma kelakar. Kelakar Orang Pulo. Kalau ada yang merasa, ya silakan direnungkan. Kalau tidak, anggap saja angin laut yang lewat.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *