“Biarkan saya sendiri yang mengasih pelajaran!” kata Basri, sambil melangkah maju dan menatap Saga dengan mata yang keras. Basri menunjukkan kepercayaan dirinya yang kuat dan keinginannya untuk mengajarkan pelajaran kepada Saga dengan nada yang tegas.
Ki Badri terlihat sedikit terkejut dengan tindakan Basri, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memandang Basri dengan mata yang tajam, seolah-olah dia sedang menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan Basri. Ki Badri menunjukkan kesabaran dan ketenangannya dalam menghadapi situasi tersebut dengan mata yang tenang.
Saga memandang Basri dengan mata yang tenang, tapi juga siap untuk menghadapi tantangan. “Baiklah, saya akan melayani tantanganmu,” kata Saga, sambil meminta Amirudin untuk mundur. Saga menunjukkan kesabaran dan ketenangannya dalam menghadapi tantangan dari Basri dengan nada yang sopan.
Basri tersenyum sombong, sambil mengangkat goloknya. “Hah, anak kecil ini pikir bisa mengalahkan saya? Saya akan membuatmu terkapa dalam satu jurus!” Basri menunjukkan kepercayaan dirinya yang kuat dan keinginannya untuk mengalahkan Saga dengan nada yang sombong.
Basri melangkah maju, dengan gerakan yang cepat dan agresif. Dia menggunakan jurus “Harimau Mengamuk” untuk menyerang Saga dengan kekuatan penuh. Basri menunjukkan kemampuan bertarungnya yang kuat dan agresif dengan gerakan yang cepat dan tepat.
Saga tidak terkejut dengan serangan Basri. Dia menggunakan jurus “Sisik Naga Laut Menggeliat” untuk menghindari serangan Basri dengan mudah, dan kemudian membalas dengan jurus “Tendangan Elang Menukik” yang dipadu dengan Ajian Saipi Angin. Saga menunjukkan kemampuan bertarungnya yang sangat baik dengan gerakan yang cepat dan tepat.
Tendangan Saga yang cepat dan kuat, dipadu dengan kekuatan angin yang mendorongnya, membuat Basri tidak bisa menghindar. Dia terkena tendangan Saga dan langsung terjatuh ke tanah, dengan darah yang mengalir dari mulutnya. Basri menunjukkan kelemahannya dalam menghadapi serangan Saga dengan kejutan dan kesakitan.
Basri berusaha untuk bangun, tapi dia tidak bisa. Dia langsung pingsan, dengan goloknya yang terlempar jauh dari tangannya. Keadaan Basri membuat Ki Badri dan lelaki-lelaki lainnya terkejut dan kaget.
Mereka tidak percaya bahwa Saga bisa mengalahkan Basri dengan hanya menggunakan dua jurus yang sangat kuat. Mereka menunjukkan kekagetan dan ketidakpercayaan mereka terhadap kemampuan Saga dengan mata yang terbuka lebar dan wajah yang penuh keheranan.
Ki Badri marah dan berteriak kepada lelaki-lelaki lainnya untuk menyerang Saga secara bersama-sama. “Serang dia! Jangan biarkan dia menghina kita!” teriak Ki Badri dengan suara yang keras dan marah. Ki Badri menunjukkan kemarahannya dan keinginannya untuk mengalahkan Saga dengan nada yang tegas.
Empat lelaki berperawakan tinggi besar maju secara bersamaan, dengan wajah yang marah dan golok yang terangkat. Mereka bergerak dengan cepat, tapi tidak siap untuk menghadapi kecepatan dan kekuatan Saga. Mereka menunjukkan kelemahannya dalam menghadapi serangan Saga dengan gerakan yang tidak terkoordinasi.