Saat mereka berlabuh di pantai Pulau Untung Jawa, Saga merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di pulau ini. Dia bisa merasakan bahwa ada energi yang tidak biasa di sekitar pulau ini, seperti sebuah getaran yang tidak terlihat. Energi itu membuat bulu kuduknya berdiri dan hatinya terasa berdebar.
Gandi dan pemilik perahu juga merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di pulau ini. Mereka berdua saling menatap dan kemudian memandang ke arah Saga. “Apa yang terjadi, Saga?” tanya Gandi dengan suara yang lembut dan khawatir. “Kamu merasakan sesuatu yang tidak beres di pulau ini, bukan?”
Saga mengangguk dengan rasa penasaran yang mendalam. “Ya, aku merasakan ada energi yang tidak biasa di sekitar pulau ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di sini.”
Pemilik perahu, yang juga warga setempat, menawarkan Saga dan Gandi meninap di rumahnya. Rumah itu sebuah bilik yang sederhana, dengan dinding yang terbuat dari bambu dan atap yang terbuat dari daun rumbia. Rumah itu terletak di tengah-tengah hutan yang lebat, dengan suara burung dan serangga yang mengiringi malam hari.
Bilik itu hanya memiliki beberapa perabotan yang sederhana, seperti tikar dan beberapa bantal, tapi itu sudah cukup untuk membuat Saga dan Gandi merasa nyaman dan aman. Meskipun bilik sederhana, lokasinya sangat indah, terletak di tepi pantai pasir putih, dengan rangkaian pepohonan rimbun yang hijau dan segar.
Suara ombak yang menghantam pantai dan angin yang sejuk membuat suasana menjadi sangat tenang dan damai. Saga dan Gandi merasa sangat nyaman dan tenang saat berada di rumah itu. Mereka bisa merasakan keindahan alam yang masih alami dan belum terjamah oleh modernisasi.
Pulau Untung Jawa sendiri sangat indah dan masih alami. Pantai pasir putih yang indah dan rangkaian pepohonan rimbun yang hijau dan segar membuat pulau ini menjadi seperti surga. Jumlah penduduk di pulau ini juga sangat sedikit, hanya sekitar seratus jiwa. Saga dan Gandi merasa sangat beruntung bisa menginjakkan kaki di pulau yang indah ini.
Rumah-rumah penduduk di pulau ini juga terlihat masih berjarak jauh satu dengan lainnya, Saga dan Gandi merasa sangat nyaman dan tenang saat berjalan-jalan di sekitar pulau ini. Namun, ada satu bangunan yang berbeda dengan lainnya di Pulau Untung Jawa.
Ya, itu adalah rumah Amrudin dan istrinya, Siti Hajar. Rumah mereka terlihat lebih besar dan lebih megah dibandingkan dengan rumah-rumah lainnya di pulau ini. Rumah itu terlihat seperti sebuah istana kecil di tengah-tengah pulau yang indah. Saga dan Gandi merasa penasaran tentang rumah itu dan siapa yang tinggal di dalamnya.
Rumah Amrudin dan Siti Hajar terlihat sangat megah dan indah. Rumah itu terbuat dari kayu yang kuat dan memiliki atap yang terbuat dari genteng tanah liat. Jendela-jendela rumah mereka terbuat dari kaca yang jernih dan memiliki pintu yang terbuat dari kayu yang kuat.
Taman di sekitar rumah mereka juga terlihat rapi, dengan berbagai jenis bunga dan tanaman yang hijau dan segar. Saga dan Gandi hanya dapat melihat rumah Amrudin dan Siti Hajar dari jauh, tapi mereka bisa merasakan keindahan dan keanggunan rumah itu.