Pulau Harapan – Kondisi memprihatinkan tengah dialami oleh SD Negeri Pulau Harapan 01 Pagi, salah satu sekolah dasar di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Gedung sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar mengajar yang aman dan nyaman bagi siswa, kini justru menjadi ancaman keselamatan karena kondisinya yang semakin memburuk.
Banyak bagian gedung, termasuk plafon (langit-langit), telah ambrol, sementara dinding-dindingnya retak dan rapuh.
Tokoh masyarakat setempat, Nahrawi, angkat bicara terkait situasi ini. Ia menyerukan agar Dinas Pendidikan DKI Jakarta segera turun tangan untuk melakukan rehabilitasi atau pembangunan ulang gedung tersebut.
“Saya sangat prihatin. Kita ini berada di Kota Jakarta, ibu kota negara yang seharusnya menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pembangunan dan pemerataan fasilitas. Namun, masih ada gedung sekolah yang kondisinya seperti tak terawat. Banyak bagian gedung rusak parah,” ujarnya dengan nada tegas, Minggu (16/2/2025).
Kerusakan yang terjadi tidak hanya pada plafon yang sudah ambrol, tetapi juga pada atap yang bocor saat hujan, lantai yang retak, serta dinding-dinding yang mulai lapuk dimakan usia.
Bahkan, beberapa ruang kelas harus dikosongkan karena kondisinya dinilai terlalu berbahaya untuk digunakan sebagai tempat belajar mengajar. Kerusakan ini dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan siswa, terutama jika plafon yang sudah rapuh itu tiba-tiba runtuh saat anak-anak sedang belajar.
“Kondisi ini sangat membahayakan siswa saat belajar. Bayangkan, jika plafon yang sudah rapuh itu tiba-tiba runtuh saat anak-anak sedang belajar. Ini bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal keselamatan jiwa. Harus jadi perhatian serius pemerintah, terutama instansi terkait,” tegas Nahrawi.
Salah satu guru di sekolah tersebut mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menggunakan ruang-ruang alternatif untuk menggantikan kelas yang rusak.
“Kami harus berbagi ruangan dengan kelas lain, atau kadang-kadang belajar di halaman sekolah jika cuaca mendukung. Tapi ini bukan solusi jangka panjang. Anak-anak butuh lingkungan belajar yang layak dan aman,” ungkapnya.
Para orang tua murid juga merasa cemas. Salah satu wali murid, Ibu Siti (38), mengatakan bahwa ia khawatir akan keselamatan anaknya setiap kali berangkat ke sekolah.
“Anak saya sering pulang dengan cerita bahwa tembok di kelasnya retak-retak, atau plafonnya bergoyang saat angin kencang. Sebagai orang tua, tentu saya tidak tenang. Kami berharap pemerintah bisa segera memperbaiki sekolah ini,” katanya.
Meskipun berada di wilayah administratif DKI Jakarta, Pulau Harapan sering kali luput dari perhatian dalam hal pembangunan infrastruktur.
Keterbatasan akses transportasi dan lokasi yang jauh dari pusat kota membuat wilayah ini rentan terhadap ketimpangan pembangunan. Padahal, pendidikan adalah hak setiap anak, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Nahrawi menegaskan bahwa perbaikan gedung SD Negeri Pulau Harapan 01 Pagi bukan hanya tanggung jawab lokal, melainkan juga kewajiban pemerintah provinsi untuk memastikan bahwa seluruh anak di wilayah DKI Jakarta mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.
“Kami meminta kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk segera melakukan tinjauan lapangan dan mengambil langkah konkret. Jangan sampai kita menunggu kecelakaan terjadi baru bertindak. Ini soal nyawa anak-anak kita,” pungkasnya.
Sejumlah aktivis pendidikan di Jakarta juga turut menyuarakan pentingnya penanganan cepat terhadap masalah ini. Mereka menekankan bahwa pemerintah harus memprioritaskan perbaikan infrastruktur sekolah di daerah terpencil, mengingat pendidikan adalah fondasi utama pembangunan bangsa.
“Kami berharap Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak hanya memberikan janji-janji kosong, tapi benar-benar turun tangan. Anak-anak di Pulau Harapan punya hak yang sama dengan anak-anak di Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan untuk menikmati pendidikan yang berkualitas,” kata salah satu aktivis.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta terkait permintaan perbaikan gedung SD Negeri Pulau Harapan 01 Pagi.
Namun, warga setempat berharap agar pemerintah segera merespons dengan aksi nyata, demi masa depan anak-anak Pulau Harapan yang layak mendapatkan pendidikan terbaik.









