Pun sama yang dilakukan saudaranya, Kumbala juga menyerang Saga dengan melompat tinggi untuk menerkam tubuh tegap Saga.
“Hauuuum,” Kurnala mengaum dengan keras sehingga membuat getaran aneh di tubuh Saga.
Dengan tangkas, Saga memiringkan tubuh dan dengan sekali lompatan ke belakang Saga mampu menghindari terkaman Harimau Kurnala. Lalu, dengan kecepatan yang tak dikira Kurnala, tangan kiri Saga memukul telak di bagian belakang Kurnala, hingga Harimau Putih itu terpental menjorok ke belakang.
“Kakang Kurnala, kau tidak apa-apa?” teriak Kumbala. Melihat saudaranya ambruk, Kumbala tersungut marah. Dia dengan ganas menyerang kembali Saga dengan terkaman yang lebih ganas, giginya yang runcing seperti menyala-nyala dengan mengeluarkan hembusan angin deras ke arah Saga.
Saga yang sedari awal sudah siap menghadapi serangan kedua Harimau itu memutar tubuhnya sambil mengayunkan tangan ke sisi pundaknya. Dengan tangkas, tangan kanan menepak di siku tangan kirinya. Ini adalah jurus ke-14 dari 17 jurus ‘Naga Samudera’ yakni ‘Naga Memecah Batu Karang’.
Benturan keras terjadi, pepohonan di sekitar tempat pertarungan bergetar hebat bahkan dedaunan bak dipaksa lepas dari tangkainya.
“Hiyaaaaa!” dengan semangat, Saga kembali menahan dan menghindari terkaman-terkaman ganas yang dilakukan Kumbala. Pada kesempatan yang dia tunggu, tangan kanan Saga yang terdapat cincin menghantam kepala Kumbala dengan keras sehingga Harimau itu berteriak kesakitan.
“Sudah berhenti, jangan diteruskan,” teriakan Kurnala dari sisi kanan. Kurnala meminta Saga untuk tidak kembali memukul saudaranya, Kumbala.
“Saga, tahan! Mereka hanya mengujimu,” Ratu Mayangsari berbisik di telinga Saga.
“Dulu, mereka adalah peliharaanmu,” jelas Ratu Mayangsari lagi.
“Saya tidak mengerti, Ratu,” gumam Saga. Ia kebingungan dengan perkataan Ratu Mayangsari. Bagaimana mungkin Kurnala dan Kumbala adalah dua harimau peliharaannya?
Namun, Ratu Mayangsari tidak melanjutkan perkataannya. Dia tak lagi menerangkan maksud dari bisikannya tadi.
Saga mengerutkan dahi. Ia heran dengan banyaknya misteri yang harus diungkap tentang jati dirinya. Belum lagi pertanyaan tentang siapa Gandi, sahabatnya, dan bagaimana ia bisa berada di masa lalu.
Sementara yang dia ketahui, ia hanyalah seorang anak yang mengalami kecelakaan laut saat perahu kecil yang ditumpanginya bersama ayahnya terbalik dihantam gelombang tinggi di perairan Pulau Sebaru.
“Kami menyerah, anak muda. Sepertinya engkaulah yang kami tunggu selama ini,” terang Kurnala. Harimau putih itu mendekat ke tubuh Saga sambil sesekali mengendus telapak tangan pemuda tampan berkulit sawo matang itu.
“Sekarang kami yakin, guru kami, Ki Jaga Baya, telah membimbingmu kemari untuk mengambil senjata pusaka, Cemeti Bondoyono,” tambah Kurnala.
“Iya, Kakang. Apa mungkin anak muda ini adalah titisan guru?” timpal Kumbala.
“Ambillah cemeti itu, anak muda. Sekarang dia ada di atas batu,” pinta Kurnala sembari menunjuk arah tempat batu hitam tergeletak.
“Kami harap engkau gunakan pusaka ini dengan bijak dan untuk membasmi kejahatan. Karena, kami akan berseraga dan bersatu dengan pusaka itu,” ucap Kurnala lagi.