Kisah  

Sagara Sang Panglima Samudera : Niat Jahanam Murid Durhaka

Bab 8

Avatar photo

“Guru… siapa yang melakukan ini?!” suaranya bergetar, diiringi isak tangis yang tertahan. Namun, jauh di lubuk hatinya, dia telah tahu jawabannya. Cincin Genta Buana yang melingkar di jarinya masih memancarkan cahaya samar, menunjukkan kilasan peristiwa yang baru saja terjadi.

Mahesa Rana, Saung Galing, dan Intan Pratiwi—tiga murid durhaka yang telah mengkhianati sumpah mereka.

Kemarahannya berkobar. Selendang emas yang melilit tubuhnya mulai berpendar, menandakan tenaga dalamnya yang telah mencapai puncak. “Kakak-kakakku… kalian akan menyesali perbuatan ini!” desisnya, suara yang dulu lembut kini mengandung bara dendam yang menyala-nyala.

Namun, sebelum dia bisa melangkah keluar dari gua, sesuatu yang aneh terjadi. Tubuh Ki Jaga Baya yang terbujur kaku mendadak bersinar.

Dari bayang-bayang gua, muncul dua sosok yang dikenalnya dengan baik—Kurnala dan Kumbala, dua harimau hitam penjaga Padepokan Tapak Naga Samudera. Mata mereka yang tajam menatap Mayangsari dengan sorot penuh makna.

“Ratu Mayangsari, tangisanmu takkan membangkitkan jasad gurumu,” suara Kurnala bergema. “Namun, dengarkan baik-baik. Guru telah menitipkan sebuah pesan sebelum ajal menjemputnya.”

Mayangsari menahan napas. Dia tahu, ini bukan sekadar pesan biasa.

“Cemeti Bondoyono dan Kitab Tapak Naga Samudera kini berada dalam perlindungan kami,” lanjut Kumbala. “Hanya seorang yang ditakdirkan yang bisa memilikinya. Orang itu bukan kami, bukan pula dirimu, tetapi seorang pemuda yang akan datang di masa depan.”

Mayangsari terdiam. Pemuda di masa depan? Siapa? Apa mungkin… seseorang yang akan membawa perubahan besar?

“Untuk saat ini, tugasmu adalah menegakkan kebenaran. Namun ingat, dendam takkan membawa kedamaian. Pilihlah jalanmu dengan bijak, wahai Bidadari Berselendang Emas,” ujar Kurnala sebelum keduanya menghilang dalam bayangan.

Mayangsari mengepalkan tangan. Api kemarahan masih berkobar, tetapi kini bercampur dengan kebingungan dan keraguan. Akankah dia memilih jalan balas dendam? Ataukah dia akan mencari kebenaran yang sesungguhnya?

Di kejauhan, angin berembus kencang. Langit kelam menyelimuti langit Swarna Dwipa. Ini bukan akhir… melainkan awal dari perang besar yang akan mengguncang tanah leluhur. Nantikan kelanjutan kisah Petualangan Sagara Sang Panglima Samudera di Bab 9 : Dilema Sari Patih.

Apa yang membuat Anda tertarik dengan cerita Sagara Sang Panglima Samudera?

Lihat Hasilnya

Loading ... Loading ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *