Tanpa Angin Kencang, Pohon Besar Ratusan Tahun di Sabira Tiba-Tiba Roboh — Pertanda Apa?

Avatar photo

Pulau Sebira — Warga Pulau Sabira, Kelurahan Pulau Harapan, dikejutkan oleh tumbangnya sebuah pohon ketapang berusia ratusan tahun di area Plaza Pelabuhan Sabira, Sabtu (15/11/2025) sekitar pukul 19.20 WIB.

Pohon besar itu terbelah menjadi dua bagian dan roboh secara tiba-tiba, meski kondisi cuaca saat itu hanya hujan gerimis tanpa angin kencang.

Peristiwa tersebut pertama kali dilaporkan oleh Agung, warga Pulau Sebira RW 03, yang berada tidak jauh dari lokasi. Menurutnya, suara patahan batang pohon terdengar cukup keras dan membuat warga di sekitar pelabuhan terkejut.

“Alhamdulillah dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka,” kata Agung. Ia menekankan bahwa runtuhan pohon cukup besar sehingga berpotensi membahayakan jika area sedang ramai.

Yang membuat warga semakin bersyukur, kata Agung, adalah fakta bahwa setiap malam Minggu lokasi itu biasanya dipenuhi anak-anak yang rutin bermain futsal. Namun hujan gerimis membuat area tersebut sepi saat kejadian.

“Biasanya anak-anak ramai di sana, tapi tadi malam tidak ada yang main. Untung sekali, karena pohon jatuh tepat di area yang sering dipakai bermain,” ujarnya.

Pohon ketapang yang tumbang itu dikenal sebagai salah satu pohon tertua di Pulau Sabira. Ukuran batangnya yang besar dan umurnya yang diperkirakan mencapai ratusan tahun menjadikannya elemen penting lanskap pelabuhan sekaligus peneduh bagi warga.

Hingga kini, warga belum mengetahui penyebab pasti tumbangnya pohon tersebut. Tidak ada angin kuat atau gelombang yang mengarah ke pelabuhan pada saat kejadian. Sebagian warga menduga faktor usia pohon dan kondisi akar yang mulai rapuh bisa menjadi penyebab utama.

Meski begitu, kejadian ini menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat: apakah tumbangnya pohon tua tersebut menjadi tanda perubahan alam atau sekadar proses alami dari pohon yang telah menua?

Warga berharap pemerintah setempat dapat melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap kondisi pohon-pohon besar di sekitar Sabira, terutama yang berada dekat area aktivitas warga. Upaya antisipasi dinilai penting mengingat musim hujan yang tengah berlangsung.

Untuk sementara waktu, batang pohon yang tumbang telah diberi pembatas agar warga tidak mendekat sebelum proses pemotongan dan pembersihan dilakukan. Arus pergerakan di sekitar pelabuhan masih dapat berjalan, meski sebagian area tertutup pohon.

Warga juga mengimbau sesama penduduk untuk tetap berhati-hati saat beraktivitas di area pelabuhan, terutama pada kondisi cuaca lembap yang dapat mempercepat pelapukan pohon-pohon tua.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat Sabira untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, terutama pada titik-titik yang sering menjadi tempat berkumpul. “Intinya, kami bersyukur tidak ada korban. Semoga setelah ini dilakukan pengecekan agar kejadian serupa tidak terulang,” tutup Agung.

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!