Warga Pulau Pari kembali menyuarakan aspirasi mereka agar pemerintah segera membangun fasilitas mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di pulau tersebut.
Desakan ini muncul karena kebutuhan transaksi keuangan di wilayah wisata itu semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung.
Romy (52), warga Pulau Pari yang juga bertugas sebagai petugas PPSU, menyampaikan harapannya agar ATM dapat segera dihadirkan di pulau tempat tinggalnya.
Ia mengungkapkan, selama ini warga maupun wisatawan sering mengalami kesulitan untuk melakukan transaksi tunai karena tidak tersedianya fasilitas perbankan.
“Kami berharap ada ATM secepatnya. Warga dan wisatawan sangat membutuhkan untuk kegiatan ekonomi dan kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Menurut Romy, banyak warga yang harus menyeberang ke pulau lain hanya untuk mengambil uang tunai, yang tentu saja memakan waktu dan biaya tambahan.
Kondisi ini dianggap tidak efisien dan dapat menghambat aktivitas ekonomi masyarakat setempat, terutama yang bergantung pada sektor pariwisata.
Senada dengan hal tersebut, Melky Krijaya (35), perwakilan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulau Pari, juga menegaskan pentingnya ketersediaan fasilitas ATM di wilayah itu.
Ia mengatakan, Pulau Pari saat ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kepulauan Seribu yang dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Wisatawan datang bukan hanya untuk menikmati keindahan alam, tapi juga melakukan berbagai transaksi. Mereka tentu membutuhkan kemudahan dalam mengakses uang tunai,” jelas Melky.
Melky menambahkan, selain kebutuhan transaksi wisatawan, warga lokal juga sangat terbantu jika ATM tersedia di pulau. Banyak pelaku usaha kecil seperti penyedia homestay, warung makan, dan jasa penyewaan alat snorkeling yang bergantung pada transaksi langsung.
“Jika ATM tersedia, perputaran uang di Pulau Pari akan lebih lancar dan ekonomi masyarakat bisa tumbuh lebih cepat,” tambahnya.
Selain mendesak pembangunan ATM, Melky bersama perwakilan Pokdarwis juga mengajukan usulan untuk penyediaan lahan pembangunan Tourism Information Center (TIC) atau Pusat Informasi Pariwisata di Pulau Pari.
Ia menyebutkan, lokasi yang paling ideal untuk pembangunan TIC adalah di kawasan Gedung Pelabuhan Pulau Pari yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.
Menurutnya, keberadaan TIC akan sangat penting dalam memberikan pelayanan informasi bagi wisatawan, mulai dari peta wisata, informasi penginapan, hingga paket wisata lokal.
“Pulau Pari sedang berkembang pesat. Sudah saatnya fasilitas penunjang wisata seperti TIC dan ATM dibangun secara terpadu,” kata Melky.
Warga berharap agar pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut dapat menjadi bagian dari pengembangan infrastruktur wisata Pulau Pari yang kini mulai dibenahi oleh pemerintah daerah.
Dengan adanya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta, Pulau Pari diharapkan bisa menjadi destinasi wisata unggulan dengan fasilitas yang memadai.
Romy dan Melky sama-sama berharap agar aspirasi warga ini segera direspons oleh pihak terkait, baik pemerintah daerah Kepulauan Seribu maupun perbankan nasional.
“Ini bukan hanya kebutuhan warga, tapi juga kebutuhan wisatawan dan bagian dari peningkatan layanan wisata Pulau Pari,” pungkas mereka.









