Pulau Panggang – Warga di Pulau Panggang mengeluhkan paparan asap dari insinerator sampah yang beroperasi di wilayah mereka. Asap hasil pembakaran yang terbawa angin ke arah pemukiman menyebabkan polusi udara dan menimbulkan keresahan di kalangan warga.
“Bila angin bertiup ke utara, asap dari insinerator langsung mengarah ke rumah-rumah warga. Udara jadi tidak nyaman untuk dihirup,” ujar Ruslan, salah seorang warga Pulau Panggang, Minggu (9/3).
Warga khawatir dampak dari asap ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama bagi anak-anak yang lebih rentan terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Warga yang rumahnya tidak jauh dari insinerator sampah takut anak-anak jadi sering sakit. Asapnya pekat dan kalau terhirup terus-menerus, pasti tidak baik untuk kesehatan,” katanya seraya menambahkan bahwa dia sering mendapat laporan dari warga.
Selain menyebabkan pencemaran udara, warga juga mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari proses pembakaran sampah. Kondisi ini membuat aktivitas sehari-hari mereka terganggu.
“Setiap kali insinerator beroperasi, bau asapnya menyengat. Kami harus menutup pintu dan jendela, tapi tetap saja baunya masuk,” kata Muhadi, seorang warga lainnya.
Warga berharap pihak Kelurahan Pulau Panggang dan instansi terkait segera mencari solusi agar asap insinerator tidak lagi mengganggu pemukiman.
“Kami ingin ada tindakan nyata dari pemerintah agar masalah ini bisa diatasi. Jangan sampai kami terus-menerus menghirup udara yang tercemar,” ujar Ruslan.
Pihak kelurahan dan dinas terkait diharapkan segera melakukan evaluasi terhadap penggunaan insinerator sampah di Pulau Panggang serta mencari alternatif lain dalam pengelolaan sampah agar lebih ramah lingkungan.
