Opini  

Bahaya DBD, Lawan! Jangan Hanya Seremoni

Avatar photo
Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti. (Dok. Istimewah)
Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti. (Dok. Istimewah)

Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengancam, dan Kepulauan Seribu bukan pengecualian. Setiap tahun, saat musim hujan tiba, kasus DBD kerap meningkat. Sayangnya, respons yang diberikan sering kali hanya bersifat seremonial—fogging sesekali, kampanye sekadarnya, tanpa langkah yang benar-benar menyentuh akar masalah. Padahal, nyawa warga menjadi taruhannya. Penyakit ini bukan sekadar angka statistik, tetapi ancaman nyata yang bisa merenggut nyawa siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.

DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di genangan air bersih. Di wilayah kepulauan seperti ini, banyaknya wadah air untuk kebutuhan sehari-hari menjadi tempat sempurna bagi nyamuk berkembang. Jika tidak ada kontrol ketat, maka wabah DBD akan terus berulang. Namun, alih-alih aksi konkret, yang sering terjadi adalah seremoni formalitas tanpa kesinambungan program pencegahan.

(Dok. Istimewa)

Menghadapi ancaman DBD, Kepulauan Seribu membutuhkan pendekatan lebih sistematis dan berkelanjutan. Fogging memang penting, tetapi bukan satu-satunya solusi. Yang lebih efektif adalah pemberdayaan warga agar memiliki kesadaran dan keterampilan dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk.

Pemerintah setempat harus menggalakkan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang lebih serius. Tidak cukup hanya sosialisasi satu kali, tetapi harus menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat. Sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya perlu dilibatkan sebagai pusat edukasi. Jika masyarakat benar-benar memahami siklus hidup nyamuk dan cara mencegahnya, mereka bisa menjadi garda terdepan dalam memerangi DBD.

Selain itu, pemanfaatan teknologi juga bisa menjadi solusi. Misalnya, dengan membuat aplikasi laporan jentik nyamuk di lingkungan sekitar atau menggunakan sensor cerdas untuk memantau perkembangan nyamuk di daerah yang rentan. Pemerintah bisa menggandeng akademisi dan komunitas untuk menciptakan inovasi ini.

Gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). (Dok. Istimewa)

Keseriusan dalam melawan DBD tidak boleh hanya muncul ketika ada korban jiwa. Perlu ada evaluasi rutin dan transparansi data agar masyarakat tahu seberapa besar ancaman yang dihadapi. Selain itu, penting juga adanya kolaborasi antara warga, tenaga kesehatan, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan bebas DBD.

Jangan biarkan Kepulauan Seribu terus berputar dalam lingkaran wabah DBD yang selalu datang setiap tahun. Jika kita semua bergerak bersama, bukan hanya sekadar seremoni, maka nyawa bisa diselamatkan, dan daerah ini bisa menjadi contoh sukses dalam memberantas DBD secara tuntas.

[poll id=”3″]

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!