Opini  

Aktivitas Perbankan di Kepulauan Seribu Masih Dilirik Sebelah Mata, Kenapa?

Avatar photo
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

Ketersediaan sarana dan prasarana perbankan merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat di era modern ini. Namun, di Kepulauan Seribu, akses terhadap layanan perbankan masih sangat terbatas dan jauh dari ideal.

Meski merupakan bagian dari wilayah DKI Jakarta, layanan keuangan di Kepulauan Seribu masih terabaikan dan hanya tersedia dalam bentuk yang sangat minim. Hal ini menjadi hambatan serius bagi perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat yang mengandalkan transaksi keuangan untuk berbagai kebutuhan.

Saat ini, hanya Bank DKI yang menyediakan akses perbankan di beberapa pulau tertentu. Namun, keberadaannya belum mencakup seluruh wilayah Kepulauan Seribu.

Selain itu, Bank BRI hanya dapat melayani masyarakat dengan Kapal Teras BRI, yang beroperasi dalam waktu-waktu tertentu dan tidak selalu tersedia ketika dibutuhkan. Sementara itu, bank lainnya seperti Mandiri, CIMB Niaga, dan BTN bahkan tidak memiliki kehadiran sama sekali di wilayah ini.

Satu-satunya ATM Bank BNI yang tersedia juga belum cukup untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan masyarakat secara luas. Di sisi lain, aktivitas keuangan warga Kepulauan Seribu justru didominasi oleh Bank Central Asia (BCA), yang ironisnya tidak memiliki fasilitas perbankan fisik di wilayah ini.

Minimnya layanan perbankan ini menyebabkan masyarakat Kepulauan Seribu harus menempuh perjalanan jauh ke daratan Jakarta untuk mengakses layanan keuangan yang lebih lengkap.

Hal ini tidak hanya membuang waktu dan tenaga, tetapi juga meningkatkan biaya transaksi bagi warga yang seharusnya bisa mendapatkan kemudahan dalam mengelola keuangan mereka di daerah sendiri.

Akibatnya, aktivitas ekonomi di Kepulauan Seribu menjadi kurang berkembang, karena banyak pelaku usaha dan individu yang mengalami kesulitan dalam mengakses modal atau sekadar melakukan transaksi perbankan dasar.

Persoalan ini semakin diperparah oleh anggapan bahwa Kepulauan Seribu belum memenuhi syarat transaksi keuangan yang layak untuk ekspansi layanan perbankan.

Padahal, dengan jumlah penduduk yang terus bertambah serta pertumbuhan sektor pariwisata dan perikanan yang cukup pesat, sudah saatnya wilayah ini mendapatkan perhatian lebih dari pihak perbankan.

Keterbatasan infrastruktur dan akses internet yang sering dijadikan alasan seharusnya bisa diatasi dengan solusi teknologi keuangan modern, seperti mobile banking, agen bank, dan penambahan jaringan ATM di lokasi-lokasi strategis.

Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah dengan memperluas layanan bank digital dan e-wallet yang lebih mudah diakses oleh masyarakat Kepulauan Seribu.

Dengan penetrasi internet yang semakin meningkat, layanan keuangan berbasis digital dapat menjadi alternatif yang efektif dalam menjangkau masyarakat di daerah terpencil.

Bank-bank besar juga perlu mempertimbangkan untuk membuka kantor cabang atau unit layanan bergerak yang lebih sering beroperasi di wilayah Kepulauan Seribu.

Selain itu, pemerintah daerah dan regulator perbankan harus mendorong investasi infrastruktur keuangan di Kepulauan Seribu. Insentif bagi bank yang ingin membuka layanan di daerah ini harus dipertimbangkan, termasuk bantuan dalam pembangunan jaringan komunikasi yang mendukung transaksi keuangan secara daring.

Jika pemerintah serius ingin menjadikan Kepulauan Seribu sebagai kawasan ekonomi yang lebih berkembang, maka akses perbankan yang memadai harus menjadi prioritas utama.

Keberadaan lebih banyak ATM dan agen bank di setiap pulau besar akan sangat membantu aktivitas ekonomi masyarakat. Tidak hanya memudahkan transaksi harian, tetapi juga mendukung inklusi keuangan bagi pelaku usaha kecil dan nelayan yang selama ini kesulitan mendapatkan akses kredit atau tabungan yang aman.

Dengan peningkatan layanan perbankan, masyarakat Kepulauan Seribu bisa lebih mandiri dalam mengelola keuangan mereka tanpa harus selalu bergantung pada jasa keuangan di daratan utama.

Sudah saatnya perbankan tidak lagi melirik sebelah mata Kepulauan Seribu. Dengan berbagai potensi yang dimiliki, wilayah ini harus dipandang sebagai bagian penting dari ekonomi DKI Jakarta yang layak mendapatkan fasilitas keuangan yang setara dengan daerah lainnya.

Bank Indonesia sebagai regulator utama sektor keuangan juga harus turun tangan dalam memastikan pemerataan layanan perbankan, termasuk mendorong perbankan nasional untuk memperluas jangkauan mereka di daerah kepulauan.

Langkah-langkah konkret harus segera diambil agar akses perbankan yang lebih luas dapat segera dirasakan oleh masyarakat Kepulauan Seribu.

[poll id=”3″]

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!