Kepulauan Seribu — Suasana haru dan penuh kehangatan menyelimuti Kepulauan Seribu Selatan ketika The Antheia Project menyalurkan santunan kepada 144 anak yatim, piatu, dan yatim piatu dari empat pulau berpenghuni, Minggu (23/11/2025).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Co-Founder dan CEO of The Antheia Project, Ruhani Nitiyudo, yang hadir menyapa anak-anak dan keluarga mereka.
Bantuan disalurkan di dua lokasi utama, yakni Masjid Agung Nurul Huda Pulau Tidung dan RPTRA Amirtadom Pulau Untung Jawa, yang dipilih sebagai titik kumpul warga untuk memudahkan koordinasi kegiatan. Puluhan anak tampak berkumpul dengan tertib didampingi keluarga mereka.

Ruhani Nitiyudo dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen The Antheia Project untuk memastikan anak-anak di wilayah kepulauan tidak merasa terpinggirkan. Ia menegaskan pentingnya perhatian merata bagi anak-anak di pulau-pulau kecil yang sering berhadapan dengan kondisi terbatas.
“Kami datang bukan hanya membawa santunan, tetapi membawa pesan bahwa mereka dicintai, diperhatikan, dan punya masa depan yang harus terus diperjuangkan,” ujarnya.
Jumlah penerima santunan terbagi dari beberapa wilayah. Pulau Tidung menjadi penerima terbanyak dengan 80 anak, disusul Pulau Untung Jawa 30 anak, Pulau Pari 22 anak, dan Pulau Lancang 12 anak. Total keseluruhan penerima mencapai 144 anak, terdiri dari 11 anak yatim piatu dan 133 anak yatim.
Di Pulau Tidung, kegiatan berlangsung khidmat di Masjid Agung Nurul Huda. Setelah doa bersama, anak-anak menerima santunan secara bergiliran sambil disapa langsung oleh pimpinan The Antheia Project. Beberapa anak tampak malu-malu, namun sorot mata mereka memancarkan kebahagiaan.
Di Pulau Untung Jawa, santunan diserahkan di RPTRA Amirtedam. Ruang publik tersebut menjadi tempat yang nyaman, terutama bagi anak-anak yang kerap menjadikannya lokasi bermain dan beraktivitas. Warga setempat menyatakan apresiasinya karena kegiatan ini membawa kebahagiaan bagi banyak keluarga.

Dewan Kabupaten Kepulauan Seribu, Munawar, hadir dan memberikan dukungan moral kepada para penerima santunan. Ia menyampaikan harapan agar kegiatan sosial seperti ini terus berlanjut, terutama bagi masyarakat pulau yang membutuhkan perhatian lebih.
“Kami sangat mengapresiasi The Antheia Project. Kegiatan ini tidak hanya membantu secara materi, tetapi menguatkan batin keluarga di kepulauan,” ungkap Munawar.
The Antheia Project menegaskan bahwa program bantuan untuk anak-anak pulau merupakan agenda yang akan terus diperluas. Mereka berkomitmen hadir di wilayah kepulauan secara berkelanjutan, memperhatikan kebutuhan pendidikan, sosial, dan mental anak-anak.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama serta pembagian bingkisan yang membuat anak-anak semakin antusias. Beberapa terlihat memeluk erat paket yang mereka terima, sementara yang lain tak berhenti tersenyum.
Dengan kehadiran The Antheia Project, masyarakat berharap semakin banyak pihak yang tergerak membantu anak-anak pulau, terutama mereka yang harus menghadapi hidup tanpa orang tua.








