Malam di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, dulu tidak setenang sekarang. Pada tahun 1965, ketika listrik belum merata dan penerangan hanya berasal dari lampu tempel, ketakutan menyelimuti setiap rumah. Warga berbisik satu sama lain, berusaha memahami kutukan yang menghantui mereka.
Satu per satu, orang-orang meninggal tanpa sebab yang jelas. Ada yang ditemukan tak bernyawa di jamban, ada yang tiba-tiba jatuh sakit dan tak pernah sembuh, bahkan ada yang meninggal dalam tidurnya tanpa tanda-tanda sebelumnya.
Dalam sehari, bisa lima hingga enam orang kehilangan nyawa. Kematian itu misterius dan seolah tak terbendung. Tidak ada luka, tidak ada tanda penyakit yang bisa dijelaskan, hanya tubuh yang semakin lemah dan akhirnya tak bernapas lagi. Warga percaya, ini bukan sekadar musibah biasa—ada sesuatu yang mengincar mereka, sesuatu yang tak kasat mata.
Di tengah ketakutan itu, seorang bocah berusia sekitar 9 tahun—yang kini menjadi saksi mata dari kejadian ini—menyaksikan sendiri bagaimana pulau tempatnya tinggal berubah menjadi lautan kecemasan. Tidak ada lagi anak-anak bermain di sore hari, tidak ada suara canda tawa di malam hari. Pulau Panggang menjadi sunyi, dihantui oleh sesuatu yang tak terlihat.
Desas-desus menyebutkan ada sosok yang bisa berubah wujud, muncul dalam berbagai bentuk—kadang sebagai kucing hitam, kadang bayangan di pohon, atau bahkan manusia yang berjalan tanpa suara. Warga yang pernah melihat sosok itu menggigil ketakutan, tetapi tak ada yang berani mengusik.
Suasana semakin mencekam ketika seseorang yang diyakini memiliki ilmu hitam mulai menjadi sorotan. Tidak ada yang berani menyebut namanya secara terang-terangan, tetapi semua tahu siapa dia. Orang itu dikatakan memiliki kekuatan yang tak bisa disentuh oleh manusia biasa. Bahkan, saat akhirnya ia ditangkap dan dipukuli oleh warga yang marah, tubuhnya tetap utuh, tak terluka sedikit pun.
Menurut saksi kecil itu, ada hal yang lebih mengerikan. “Orang itu… dia seperti tidak bisa mati,” katanya dengan suara bergetar saat menceritakan kembali kejadian itu bertahun-tahun kemudian. “Warga mencoba menusuknya berkali-kali dengan linggis, tapi lukanya langsung menutup seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Bahkan saat kami membakarnya dengan obor, kulitnya hanya menghitam sejenak, lalu kembali seperti semula.”
Konon, orang itu memiliki ilmu tertentu, sebuah kekuatan gaib yang membuatnya kebal terhadap segala serangan fisik. Bahkan jika dibunuh, ia bisa hidup kembali dalam waktu singkat. Ketakutan warga mencapai puncaknya ketika salah satu pemuda yang ikut menangkapnya melihat bekas tusukan di tubuhnya hilang begitu saja, seolah-olah tubuhnya tidak pernah tersentuh.
Namun, ketakutan sudah berubah menjadi kemarahan. Warga tak ingin satu lagi keluarga mereka meninggal tanpa sebab. Akhirnya, dengan keberanian yang tersisa, sekelompok orang memberanikan diri untuk mengakhiri teror ini.
Sosok yang dicurigai itu ditangkap bersama enam orang lainnya, yang diyakini sebagai pengikutnya. Malam itu, mereka diikat dengan bambu, tangan dan kaki dilumpuhkan, lalu dibawa menuju Pulau Karang Beras , sebuah pulau kecil yang dikelilingi batu karang tajam dan ombak ganas. Konon, tempat itu dihindari oleh nelayan karena aura mistis yang menyelimutinya.
Apa ini mmg kisah nyata atau fiksi, serem juga ya
Terima kasih komentarnya ibu Diah, warga Pulau Panggang di usia 30 tahun-nan pasti tau kisah ini.