Kepulauan Seribu – Volume sampah di 11 pulau permukiman Kepulauan Seribu melonjak tajam pada April 2025. Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) mencatat lonjakan drastis dari 531,3 ton pada Maret menjadi 703,6 ton di bulan April—naik lebih dari 32 persen hanya dalam satu bulan.
Kepala Seksi Peran serta Masyarakat Sudin LH Kepulauan Seribu, Riza Lestari Lingsih, menyebut peningkatan ini dipicu oleh tiga faktor utama: meningkatnya aktivitas warga pascalibur, melonjaknya kunjungan wisatawan, serta kiriman sampah dari laut akibat cuaca ekstrem.
“Naiknya volume sampah ini menjadi alarm bahwa pengelolaan kita di kawasan pesisir perlu diperkuat. Sampah warga, sampah pesisir, dan aktivitas komersial menyumbang beban berat,” tegas Riza.
Berdasarkan data, kontributor terbesar berasal dari sektor PPSU/Warga yang mencapai 386,7 ton atau 55 persen dari total timbulan April. Naik signifikan dari 296,7 ton di bulan sebelumnya.
Sampah pesisir juga melonjak menjadi 261 ton (37,1%), naik dari 205,5 ton. Sementara sampah sektor retribusi, termasuk dari kegiatan usaha dan komersial, tercatat mengalami kenaikan tajam dari 29,2 ton menjadi 55,9 ton—naik lebih dari 90 persen.
Riza mengakui, tantangan besar pengelolaan sampah di wilayah kepulauan adalah letak pulau-pulau yang tersebar serta minimnya fasilitas transportasi dan pengolahan sampah akhir.
“Partisipasi warga jadi krusial. Kami mendorong pemilahan sampah dari rumah, penguatan edukasi lingkungan di sekolah dan komunitas, serta melibatkan seluruh elemen lokal,” ujar Riza.
Sebagai respons, Sudin LH Kepulauan Seribu tengah menyiapkan penguatan armada pengangkutan dan menambah titik pemantauan volume sampah di tiap pulau. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi sekaligus mempercepat penanganan sebelum sampah menumpuk lebih jauh.