*, Sosial  

Sujud Syukur Suud Hiasi Penyerahan Kursi Roda di Pulau Panggang

Avatar photo
📷 Istimewa
📷 Istimewa

Pulau Panggang – Langit belum terlalu tinggi ketika Suud (67) menatap pantai dari balik dinding rumahnya. Sudah lima tahun lebih ia tak pernah keluar, hanya bisa mendengar debur laut dari tempat tidurnya. Tapi Jumat pagi itu berbeda. Dengan mata berkaca-kaca, pria kelahiran Banyuwangi itu menyambut kursi roda pertamanya—bantuan yang akhirnya mengubah ruang geraknya, juga hidupnya.

“Alhamdulillah… selama ini saya cuma bisa membayangkan. Ingin keluar, lihat matahari, hirup angin pulau… sekarang saya bisa melakukannya,” ucapnya lirih, sebelum menundukkan kepala sujud syukur di depan petugas yang datang membawa kursi impiannya.

Suud adalah satu dari empat warga Pulau Panggang yang menerima bantuan alat bantu disabilitas melalui program distribusi kursi roda oleh Unit Kerja Teknis 1 Kabupaten Kepulauan Seribu periode April–Juni 2025. Total sebelas alat bantu telah didistribusikan ke beberapa pulau, termasuk Pulau Tidung, Pulau Kelapa, dan Pulau Lancang.

M. Satiri (78), warga RT 006 RW 002 Pulau Panggang, juga menerima kursi roda serupa. Ia mengalami kelumpuhan akibat terjatuh dan selama ini hanya bisa terbaring. Hari itu, ia tampak tersenyum sambil memandangi cucu-cucunya bermain tak jauh darinya.

Menurut Kepala Seksi Sosial UKT 1, Irfan Damanhuri, penyaluran bantuan dilakukan berdasarkan pengajuan yang sah dan hasil survei lapangan dari petugas kelurahan dan pendamping sosial. “Kita terbuka lebar. Siapa pun yang butuh dan memenuhi syarat administratif, akan kita bantu,” ujarnya, Jumat (27/6/2025).

📷 Istimewa
📷 Istimewa

Syaratnya sederhana tapi tertib: KTP, KK, surat pengantar RT/RW, permohonan dari kelurahan, keterangan medis dari puskesmas, dan hasil survei dari tim kesejahteraan kelurahan. Semua diverifikasi untuk memastikan bantuan tepat sasaran.

Pulau Panggang menjadi salah satu titik distribusi terbanyak di periode ini. Irfan menegaskan bahwa ketersediaan alat bantu masih ada, dan warga bisa mengajukan jika merasa membutuhkan dukungan serupa.

Program ini merupakan salah satu langkah nyata membumikan nilai inklusif di wilayah kepulauan. Tidak semua orang bisa datang ke kota untuk mengurus bantuan. Tapi dengan pendekatan proaktif dari UKT, kursi roda bisa tiba di depan pintu rumah mereka.

Di tengah keterbatasan akses, cerita Suud dan Satiri mengingatkan bahwa keadilan sosial tak selalu datang dalam bentuk gebrakan besar. Kadang ia hadir dalam roda yang berputar—dan sebuah harapan yang kembali bergerak.

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!