Pulau Panggang – Kapal Motor (KM) Rindu Alam nyaris terombang-ambing lebih lama di perairan Gusung Patrick, Kepulauan Seribu, setelah mengalami kerusakan mesin saat perjalanan dari Muara Angke menuju Pulau Panggang, Senin (30/6). Sebanyak 95 penumpang dan empat awak kapal berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan dari Sudin Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Insiden terjadi sekitar pukul 11.15 WIB, ketika bagian bawah baling-baling kapal diduga tersangkut jaring nelayan. Ombak mulai kencang, mesin mati, dan kapal sulit dikendalikan—sementara posisi sudah mendekati area pulau.
“Langsung kami kerahkan sembilan personel dari Pos Pulau Karya dengan rescue boat dan kapal bantuan RSUD,” kata Gatot Sulaeman, Kepala Seksi Operasi Sudin Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Tim evakuasi tiba dengan cepat dan mengevakuasi seluruh penumpang ke Pulau Panggang. Proses penyelamatan dinyatakan selesai pukul 13.10 WIB.
Nakhoda kapal, Shobirin, mengaku sempat panik karena ombak mulai meninggi saat mesin tiba-tiba mati. “Kami mulai perjalanan jam sepuluh. Saat mendekati pulau, kapal tidak bisa dikendalikan. Untung bantuan datang cepat,” ujarnya.
Penyelamatan ini disebut sebagai respons cepat laut oleh warga sekitar. Dalam waktu kurang dari dua jam, seluruh penumpang berhasil mendarat aman meski sempat was-was terdampar.
Petugas Gulkarmat dan RSUD Kepulauan Seribu memastikan tidak ada penumpang yang mengalami luka berat. Kapal hingga saat ini belum dievakuasi dan masih berada di lokasi dengan kondisi mati mesin.
Insiden ini menambah daftar peringatan soal navigasi kapal kecil di perairan gugusan pulau. Banyak nelayan dan kapal reguler yang melintasi jalur rawan karang, terutama saat air pasang dan cuaca mulai tak stabil.
“Kami akan evaluasi rute dan koordinasi ke depan soal peningkatan kewaspadaan operator kapal,” ujar Gatot.
Kasus ini juga jadi pengingat bagi pelaku pelayaran agar mengecek kondisi baling-baling dan area bawah kapal sebelum berangkat. Jaring nelayan yang menyangkut mesin bukan hal baru, tapi kali ini hampir berujung petaka.
Bagi sebagian penumpang, perjalanan wisata laut berubah menjadi pengalaman tak terlupakan. Untungnya, semua berakhir selamat.