*, Sosok  

Perkenalkan Komputer dan Internet ke Anak-anak Pulau Tidung, Siapakah Hijri Pariji?

Hijri Pariji. 📷 Istimewa
Hijri Pariji. 📷 Istimewa

Pulau Tidung — Di balik riuh ombak yang menghantam pesisir Pulau Tidung, seorang pemuda sibuk di ruangan sederhana dengan layar komputer menyala. Cahaya monitor memantulkan bayangan tekadnya—ia sedang membangun harapan baru bagi anak-anak di pulau kecil itu.

Hijri Pariji, pemuda asli Kepulauan Seribu, menyadari bahwa teknologi adalah pintu menuju masa depan. Namun, bagi banyak anak di Pulau Tidung, komputer masih menjadi barang asing.

Sejak 2023, Hijri memprakarsai BBC (Belajar Bareng Komputer), program edukasi digital yang bertujuan mengenalkan anak-anak pesisir pada dunia teknologi.

Setiap minggu, ruang belajar sederhana itu dipenuhi anak-anak yang penuh rasa ingin tahu. Mereka belajar mengenali perangkat keras, memahami sistem operasi, dan menulis dokumen pertama mereka di Microsoft Word.

📷 Istimewa
📷 Istimewa

Tak hanya itu, BBC juga mengajarkan dasar-dasar penggunaan internet dengan aman dan bijak, membekali peserta didik dengan keterampilan penting di era digital.

Hijri tidak bergerak sendirian. Bersama Cesilia dan Robbiandi, mereka membentuk Tim Penggerak BBC, yang menjadi ujung tombak keberlanjutan program ini.

Mahasiswa Universitas Terbuka Jurusan Pariwisata ini mendorong Tim Tutor BBC yang terdiri dari Sigit, Dimas, dan Dion turut berbagi ilmu dalam setiap sesi.

Energi mereka semakin bertambah dengan kehadiran mahasiswa KKN UGM, yang selama satu pekan ikut mengajar dan membawa perspektif baru ke dalam program.

📷 Istimewa
📷 Istimewa

“Penguasaan komputer dasar adalah hak semua anak,” kata Hijri. “Dengan BBC, kami ingin membekali mereka dengan keterampilan yang akan membuka akses pada pendidikan dan dunia kerja.”

Program ini dijalankan di ruang belajar sederhana, namun dipenuhi semangat perubahan. Metode pengajaran dibuat interaktif agar peserta tidak canggung menggunakan teknologi.

Selain sebagai wadah pembelajaran, BBC juga menjadi tempat berkumpul bagi anak-anak di luar jam sekolah, sekaligus sarana pemberdayaan pemuda desa sebagai penggerak edukasi nonformal.

Dengan inisiatif ini, Hijri Pariji dan timnya membuktikan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari kota besar. Satu langkah berani bisa membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah.

Mereka membuktikan bahwa teknologi bukan hanya soal perangkat mahal, tetapi soal siapa yang mau mengajarkan dan membaginya.

Bagaimana Anda menilai informasi ini? Berikan reaksi Anda!