Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PERPINA Kepulauan Seribu, Siti Nurlailah, S.Ag menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Perempuan Pemimpin Indonesia (PERPINA) tahun 2025 di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat.
Dalam forum nasional yang dihadiri oleh para pemimpin perempuan dari berbagai daerah, Siti Nurlailah menegaskan bahwa perempuan di Kepulauan Seribu menghadapi tantangan ganda: keterbatasan akses geografis dan minimnya perhatian kebijakan yang setara dengan wilayah daratan Jakarta.
“Wilayah kami adalah bagian dari DKI Jakarta, namun sering kali terabaikan dalam hal pemberdayaan perempuan. Kami berharap PERPINA dapat memberikan perhatian khusus agar perempuan di pulau-pulau juga mendapat ruang yang sama,” ujar Siti.
Ia menyoroti pentingnya kesetaraan perlindungan hak-hak perempuan, termasuk akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan partisipasi dalam pembangunan lokal. Menurutnya, perempuan di wilayah kepulauan memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya diberdayakan.
Rakernas V PERPINA 2025 mengusung tema “Mewujudkan Ekosistem Ekonomi yang Tangguh dan Inklusif,” dengan fokus pada penguatan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi nasional. Kegiatan ini dihadiri oleh 18 DPD dan DPLN dari berbagai wilayah Indonesia dan luar negeri.
Nurlailah juga menekankan perlunya pembinaan berkala terhadap perempuan tangguh dan berdikari di wilayah kepulauan. Ia menyarankan agar program pelatihan dan mentoring tidak hanya terpusat di kota, tetapi menjangkau pulau-pulau kecil secara konsisten.
“Perempuan di Kepulauan Seribu bukan hanya pelengkap, mereka adalah penggerak ekonomi keluarga, penjaga budaya, dan pemimpin komunitas. Sudah saatnya mereka mendapat dukungan penuh,” tambahnya.
Gedung Perpustakaan Nasional RI di Jalan Medan Merdeka Selatan menjadi lokasi Rakernas yang strategis, mencerminkan komitmen PERPINA terhadap literasi, kepemimpinan, dan inklusi sosial. Kegiatan ini juga menjadi ajang konsolidasi nasional organisasi perempuan lintas sektor.
Dalam sesi pleno, sejumlah rekomendasi disampaikan, termasuk penguatan jaringan antarwilayah, peningkatan kapasitas kepemimpinan perempuan, dan advokasi kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan perempuan di daerah terpencil.
Nurlailah berharap hasil Rakernas tidak hanya menjadi dokumen, tetapi diterjemahkan dalam aksi nyata di lapangan. Ia menyatakan kesiapan DPC PERPINA Kepulauan Seribu untuk menjadi mitra aktif dalam implementasi program-program pemberdayaan.
Dengan semangat kolaborasi, Rakernas V PERPINA menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa perempuan di wilayah kepulauan tidak tertinggal dalam arus pembangunan nasional yang inklusif dan berkeadilan.









